PWMU.CO – Universitas Muhammadiyah Madiun (UMMAD) yang akan berubah menjadi Universitas Muhammadiyah Jawa Timur (UMJT) melaksanakan kuliah tamu mata kuliah Al Islam dan Kemuhammadiyahan III (AIK III), Rabu (11/12/2024).
Kuliah tamu mata kuliah AIK III ini menghadirkan tenaga pengajar Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka Jakarta, Unaimah Sanaya MAg.
Tema kuliah tamu yang dilaksanakan di kampus III UMMAD, tepatnya di Islamic Centre Muhammadiyah (ICM) Madiun adalah Gerakan Perempuan Muhammadiyah.
Ada sebanyak 60 mahasiswa semester III dari semua prodi yang dikelola UMMAD mengikuti kuliah tamu ini.
Berlangsung selama 1,5 jam, Unaimah menyampaikan pembahasan mengenai gerakan perempuan Muhammadiyah dari awal hingga perkembangan saat ini.
“Saya menjelaskan kronologis Muhammadiyah bisa membentuk organisasi perempuan Muhammadiyah. Muhammadiyah sadar perempuan harus mandiri dengan diberi kesempatan memperoleh pendidikan diberi kepercayaan mendirikan organisasi bahkan dilepas organisasinya,” terang Ketua Pengurus Wilayah Nasyiatul Aisyiyah (PWNA) Banten tersebut.
Hal itu, kata Unaiyah bisa dilihat dengan munculnya organisasi perempuan Sopo Tresno yang kemudian menjadi Aisyiyah hingga muncul organisasi perempuan muda Aisyiyah yaitu Nasyiatul Aisyiyah (NA).
“Sejak awal berdirinya, Muhammadiyah sudah berpikiran maju untuk perempuan. Ahmad Dahlan berpikir perempuan Muhammadiyah tidak hanya di rumah. Meski di rumah harus bisa produktif dan maju,” ujar Bidang Organisasi Pimpinan Pusat (PP) NA itu.
Ditanya mengenai pesan penting apa yang disampaikan dari pembahasan tema Gerakan Perempuan Muhammadiyah tersebut, Unaimah menyampaikan, mahasiswa UMMAD bisa memberi kontribusi positif untuk diri pribadi maupun kepada masyarakat.
“Walaupun itu tidak mudah. Namun mereka harus sadar bahwa mereka harus memberi kontribusi sekecil apapun perannya,” ujar Unaimah.
Unaimah mengakui antusiasme mahasiswa UMMAD saat mengikuti perkuliahan yang ia berikan sangat tinggi. Hal itu terlihat dari respon saat diberi pertanyaan ataupun diminta memberi umpan balik terhadap bahasan materi yang ia sampaikan.
“Sangat antusias. Di luar ekspektasi. Mereka bisa memberi feedback yang menarik tentang tema Gerakan Perempuan Muhammadiyah ini, mereka (mahasiswa UMMAD) sadar kondisi perempuan dan laki-laki sudah sama, equal, tidak ada yang dimarjinalkan secara status. Meski ada respon tidak setuju terhadap wanita yang berkarir, itu sah-sah saja untuk perspektif lain, dan memang setiap pandangan ada beda-beda,” terang Unaimah.
Pengampu AIK III di UMMAD, Muhammad Rifa’at Adiakarti Farid menyampaikan, mahasiswa mampu memberi respon yang bagus selama mengikuti perkuliahan dengan dosen tamu.
“Tadi mereka cukup kritis dengan tema yang dibahas. Ada tanya jawab juga. Mereka senang ikut kuliah tamu tadi. Setelah ini mahasiswa saya minta resume hasil kuliah hari ini besuk Senin dikumpulkan sebagai tugas mandiri,” kata Rifa’at.
Sementara itu, salah satu peserta kuliah tamu, Maikel Jeksen menyampaikan, dosen tamu yang menyampaikan materi menyenangkan dan kuliah berlangsung dua arah.
“Enak sih kuliahnya tadi. Banyak materi yang disampaikan tadi sama dosen tamunya. Soal organisasi perempuan Muhammadiyah yaitu Sopo Trisno lalu muncul Aisyiyah kemudian muncul Nasyiatul Aisyiyah,” ujar mahasiswa Prodi Aktuaria tersebut.(*)
Penulis Pujoko Editor Zahrah Khairani Karim