Arya saat mendemonstrasikan project “Infinity Mirror” dalam SLC Perdana SDMM pada Senin-Rabu (9-11/12/2024). (Nur Aini Ochtafiya/PWMU.CO).
PWMU.CO – ”SLC (Student Laboratory Conference) Perdana SDMM serasa pendidikan di sekolah-sekolah maju seperti di Amerika”.
Hal ini sebagaimana tersampaikan oleh Muhammad Edi Suherman seorang engineer wali siswa kelas III Rinjani dalam menyampaikan testimoninya usai putrinya memaparkan game ”Dodge the Meteor” dengan Scratch JR.
Beliau begitu terpukau dengan penampilan anak nya Sofiyyah Zahrotul Iman dengan jemarinya yang mungil, Sofi sudah piawai dalam membuat, mempresentasikan dan mendemonstrasikan karyanya di depan kedua orang tua dan teman temannya dalam kegiatan SLC (Students Labortatory Conference).
Teman – temannya begitu antusias mencoba game yang ia buat dengan menghindari meteor yang ada di luar angkasa.
Sumatif Akhir Semester dan SLC
Senin hingga Rabu, (9–11/12/2024) adalah hari bersejarah bagi SDMM. Sekolah berjulukan kampus biru itu untuk kali pertama mengganti Sumatif Akhir Semester dengan kegiatan Students Laboratory Conference (SLC), yang merupakan pertama hadir di kota Gresik.
Semua siswa menampilkan produk dari karya project yang mereka kerjakan selama belajar di semester satu. Siswa mendapat kebebasan untuk menentukan choice dan voice mereka dalam menampilkan project andalannya.
Setiap siswa mengerjakan sekitar 14 hingga 16 project dari semua mata pelajaran yang ada di kelasnya. Ada yang membuat karya alat bantu hitung, invention, optical illusion, buku komik, diorama, poster, 3D paper craft dan masih banyak lagi karya epik lainnya.
Karya tersebut tersusun dengan baik dan dipamerkan di kelas masing–masing untuk ditunjukkan ke orang tua saat mereka mendapatkan kesempatan presentasi.
”Aku deg-degan ustdazah dilihat ayah dan bunda tapi aku senang sekali mereka datang berdua” ungkap Anya siswi kelas III Rinjani dengan perasaan campur aduk.
Semua siswa merasa senang dan mengungkapkan terimakasihnya atas kehadiran orang tuanya dalam SLC ini ”Thanks mam and dad for coming today”, kemudian disusul dengan pelukan kepada kedua orang tua.
Setiap siswa merdeka dalam menentukan projek apa yang akan mereka presentasikan di depan kelas. Siswa sudah mempersiapkan diri dua pekan sebelum SLC berlangsung. Bahkan ada wali siswa yang terkejut dengan penampilan anak–anaknya karena SLC ini sebelumnya belum pernah ada.
“Anak saya baru latihan presentasi tadi pagi lho us, ternyata skill komunikasi dan presentasinya bagus, terimakasih pendampingannya untuk anak kami” ungkap mama Alya.
Apresiasi Wali Murid
Muhammad Edi Suherman ayah dari Sofiyyah Zahrotul iman mengapresiasi langkah strategis dari sekolah dengan mengadakan SLC. SLC ini seperti kegiatan yang ada di sekolah-sekolah maju yang ada di Amerika.
Di sana anak-anak tidak hanya dibekali dengan teori saja namun anak–anak juga dibekali dengan softskill dan keterampilan abad 21.
Antara lain Critical thinking (berpikir kritis), Communication (komunikasi), Collaboration (kolaborasi), Creativity (kreativitas), Character (karakter), Citizenship (kewarganegaraan).
Anak-anak di Amerika diajarkan untuk menjadi pemilik mimpi dan diberikan akses bagaimana mewujudkannya. Hasilnya, tidak sedikit yang menjadi pendiri, pemilik, penemu, pemimpin dan bukan menjadi pekerja atau tukangnya seperti yang kebanyakan terjadi di Indonesia.
Dan itu yang kami lihat di SDMM serasa pendidikan di Amerika, anak-anak diajarkan dengan pendidikan karakter yang diimbangi dengan agama. Dengan pengalaman menyekolahkan kedua anaknya di SDMM dan bimbingan oleh ustadz/ustdzah beliau percaya anaknya akan mampu menjadi pemilik mimpi.
Sandi Karisma Irianto ayahanda Naura juga memberikan apresiasi dan masukan terhadap program perdana ini. Kedepan beliau berharap ada panggung kecil di depan kelas sehingga siswa benar-benar merasa tampil di atas panggung lengkap dengan microphone-nya.
Beliau berharap program ini bisa terus berlanjut dengan adanya keseimbangan anatar sumatif dan SLC. Sehingga siswa juga tetap bisa mengerjakan soal-soal teori melalui sumatif tulis dan tetap bisa menampilkan project-nya dalam SLC.
”Dengan melihat tampilan anak kami, kami jadi mengetahui proses belajarnya dan apa yang bisa kami bantu kembangkan lagi dari rumah” sinergi tri centra pendidikan dapat terwujud dari disini.
Infinity Mirror
Lebih lanjut, Infinity mirror oleh Abiyyu dan Arya kelas III Rinjani membuktikan pembelajaraan abstrak dapat terwujudkan dalam dunia nyata. Anya begitu terpukau ketika melihat bayangan yang tak terhingga dari optical illusion yang berasal dari project English tersebut. “Beneran infinity us bayangannya” ungkapnya.
Ria Pusvita Sari MPd. juga menilik pelaksanaan SLC di kelas III Rinjani. Beliau turut hadir dan menyimak presentasi Poster Pola Hidup sehat yang terbawakan oleh ananda Anya.
”What is the challenging part when you compose the poster” tanyanya dalam sesi tanya jawab yang dipandu oleh guru kelas Nur Aini Ochtafiya dan Wardatul Khumairok.
”There was no challenging part in my project because this is the easy one” jawab Anya mengundang gelak tawa audience SLC.
Damar Kurung tanggalan juga dihasilkan dan tersampaikan oleh Khalilah Abidah El Wardah dari kelas III Rinjani. “Damar kurung ini berfungsi sebagai pengingat hari, tanggal, tahun yang bisa diganti-ganti isinya sesuai dengan kebutuhan” ujar Khalilah.
Penulis Nur Aini Ochtafiya, Editor Danar Trivasya Fikri