PWMU.CO – Pengajian Ahad Pagi di Masjid Al-Ihsan Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kalibaru, Banyuwangi, pada Ahad (15/12/2024), berlangsung menarik dengan tema “Be a Complete Muslim”.
Ceramah disampaikan oleh Arif Maeshawl Nur Jagad SPd, pengasuh Pondok Pesantren Muhammadiyah Al-Hikmah Gambiran, Banyuwangi.
Ustadz Arif membuka ceramahnya dengan mengajak para jamaah membaca Surat al-Baqarah ayat 208:
“Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.”
Menurut Ustadz Arif, panggilan “Wahai orang-orang yang beriman” adalah panggilan istimewa yang seharusnya mendapatkan respon serius dari setiap muslim.
“Para sahabat Nabi dahulu, ketika mendengar panggilan ini, rela mengorbankan apa pun demi menaati perintah Allah. Bagaimana dengan kita saat ini?” ujarnya.
Ayat tersebut, lanjutnya, memuat dua perintah penting: masuk ke dalam Islam secara kaffah (keseluruhan) dan menjauhi langkah-langkah setan. Namun, kenyataannya, masih banyak umat Islam yang meninggalkan perintah-Nya dan melanggar larangan-larangan-Nya.
Kondisi Ibadah Umat Islam
Ustadz Arif mengungkapkan fakta dari salah satu lembaga survei yang menunjukkan bahwa hanya sekitar 40% umat Islam Indonesia yang rutin melaksanakan salat lima waktu. Bahkan, masih ada yang hanya melaksanakan salat saat hari Jumat atau Hari Raya saja.
“Jika salat saja masih banyak yang terabaikan, bagaimana dengan rukun Islam lainnya, seperti zakat?”tanyanya.
Ia mengingatkan bahwa zakat tidak hanya terbatas pada zakat fitrah, tetapi juga mencakup zakat harta, pertanian, peternakan, dan lain-lain.
“Mengoptimalkan kekuatan zakat memerlukan strategi yang tepat agar umat tergerak melaksanakannya,” tambahnya.
Menjaga Muamalah dan Hubungan Sosial
Selain ibadah, Ustadz Arif juga menekankan pentingnya menjaga muamalah (hubungan antar manusia) sebagai bagian dari Islam secara kaffah. Di era teknologi dan komunikasi yang semakin canggih, tata pergaulan umat harus semakin baik.
Mengutip hadis Nabi Muhammad Saw, ia berkata: “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berbuat baik kepada tetangganya.”
Menurut Ustadz Arif, pengertian tetangga tidak hanya terbatas pada orang yang tinggal berdekatan, tetapi juga mencakup mereka yang ada di tempat kerja, kantor, atau sawah.
Sebagai penutup, Ustadz Arif mengingatkan pentingnya berbuat baik tanpa terpengaruh oleh omongan orang lain.
“Membalas kebaikan dengan kebaikan itu biasa, tetapi membalas kejahatan dengan kebaikan hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang beriman,” katanya. (*)
Penulis Sarwito Editor Alfain Jalaluddin Ramadlan