PWMU.CO – Tersedia 13 macam Permainan Tradisional saat Gelar Karya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), siswa SD Muhammadiyah 1 Driyorejo (SD Mudri) antusias mencoba permainan yang belum pernah diketahui sebelumnya, Jumat (20/12/2024).
“Dengan sistem blok yang kami pilih akan lebih membuat siswa bisa fokus dalam mengerjakan projek. Tersedia waktu selama dua minggu sesuai dengan jadwal kurikulum, untuk mengerjakan projek secara berkelompok,” ujar Kepala Urusan Kurikulum SD Mudri, Aulia Firdaus Soegiarto SPd.
Mengambil tema Kearifan Lokal dengan topik Permainan Tradisional, gelar karya dilaksanakan di halaman SD Mudri yang terletak di Jalan Raya Pancawarna 11C AU 18–19 Kota Baru Driyorejo, Driyorejo, Gresik.
“Agar siswa lebih mengenal dan bisa memainkan permainan tradisional di tengah gempuran permainan yang menggunakan teknologi seperti games yang ada di handphone atau perangkat elektronik lainnya,” papar Ketua Panitia P5, Melan Damayanti SPd, saat ditanya PWMU.CO tentang tujuan gelar karya kali ini.
Dimulai pukul 07.45 WIB dan dijadwalkan selesai pada pukul 10.00 WIB, semua siswa menuju halaman SD Mudri secara bergantian. Ada 319 siswa yang hadir siap antri di masing – masing stand permainan.
Sebelum mencoba permainan, siswa mendapatkan penjelasan bagaimana cara bermain dan sejarah permainan tersebut oleh masing–masing kelompok yang bertugas.
Mading dipersiapkan untuk mempermudah siswa mengetahui dan mengenal permainan tradisional yang akan dimainkan.
“Nanti ada dua tongkat kecil yang digunakan. Tongkat satunya diletakkan di tanah dengan posisi miring dan tongkat yang satunya dipukulkan di bagian ujung. Setelah tongkat yang dipukul tadi melayang maka akan dipukulkan lebih keras agar bisa melesat jauh,”
“Lawan akan berlari mengambil tongkat tersebut dan yang paling jauh posisi pukulan tongkat maka itu jadi pemenangnya,” tutur Farid Anwar Mufid Putra Kurniawan kepada pengunjung stand yang berminat memainkan Gatrik, “Permainan tradisional Gatrik biasanya disebut juga dengan nama Patil Lele,” imbuhnya.
Dengan menggunakan skema tiap fase, masing–masing fase memiliki tugas yang berbeda pada kegiatan P5 ini. Kelas 5 dan 6, membuat dan menyiapkan permainan dari bahan dasar hingga menjadi bentuk permainan tradisional.
Sedangkan kelas 3 dan 4 memiliki tugas menghias layang–layang. Kelas 1 dan 2, bertugas untuk memainkan permainan tradisional, “Meskipun sudah dibagi tugasnya, tapi semua siswa diperbolehkan mencoba semua permainan tradisional,” ucap Melan Damayanti SPd.
Bekel, Dakon (Congklak), Lompat Tali, Layang–Layang, Ular Naga, Damdaman (catur jawa), Ketapel, Bakiak, Egrang Batok Kelapa, Engklek, Nekeran (Kelereng), Gatrik (Patil Lele), dan Tic Tac Toe adalah permainan tradisional yang ditampilkan saat gelar karya P5.
“Seru main Bakiak, harus barengan, dan kalau tidak nanti bisa jatuh”, celoteh Queen Dewi Sakti Purnama Yusuf, siswa kelas 3 yang tertarik bermain Bakiak bersama Hafiz Reifansyah.
“Semoga siswa tidak melupakan permainan tradisional, dan menjadi generasi yang tetap menjunjung kearifan lokal sebagai salah satu bagian dari budaya Indonesia,” kata Melan Damayanti SPd.(*)
Penulis Elisyah Susanty Editor Zahrah Khairani Karim