Serah terima jabatan Kepala MIM 12 Centini Laren Lamongan, Moh Janan SPd (batik biru), Sukrowati SPd (tengah), dan Faizin SPd (baju hijau) Komite Madrasah. (PWMU.CO/Tholin).
PWMU.CO – MI Muhammadiyah 12 Centini Laren Lamongan melaksanakan serah terima jabatan Kepala Madrasah pada Jumat (20/12/2024). Serah terima jabatan berlangsung dari Kepala Madrasah lama, Moh Janan SPd, kepada kepala madrasah terpilih, Sukrowati SPd.
Acara serah terima berlangsung di Aula Madrasah dan terhadiri oleh Pimpinan Ranting Muhammadiyah Centini Laren. Selain itu, hadir pula jajaran komite madrasah, dewan guru dan undangan orang tua wali murid.
dalam sambutannya, Janan sebagai Kepala Madrasah lama menyampaikan ucapan terima kasihnya. Selain itu, ia juga menyampaikan permohonan maaf atas kekurangan dan sebatas kemampuan selama bertugas.
“Selanjutnya saya akan menjadi guru biasa dan akan tetap mendukung kegiatan sekolah sepenuhnya” ujarnya.
Harapkan Dukungan Dewan Guru
Sementara itu kepala MIM 12 Centini Laren yang baru, Sukrowati SPd, mengucapkan innalillahi wainna ilaihi rojiun dalam sambutannya. “Bahwa pangkat jabatan adalah milik Allah, maka ketika jabatan diambil saya menerima, semoga saya dapat mengemban amanah ini” terang Sukrowati.
“Saya bukanlah orang yang sempurna. Tapi karena ini merupakan takdir dari Allah yang harus saya jalankan, maka bimbingan dari pengurus dan kepala madrasah sebelumnya sangat saya harapkan” tambahnya.
Tidak ketinggalan, Sukrowati juga berharap kepada segenap dewan guru agar memberi dukungan sepenuhnya.
Acara serah terima jabatan kepala madrasah bersamaan dengan kegiatan penerimaan raport. Sebelum dibagikan ke wali murid, acara didahului dengan tausyiah pendidikan yang oleh pengurus Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah 12 Centini Laren, Tholin SE.
Dalam kesempatan itu, mengajak kepada wali murid yang hadlir agar merubah pola pikir ketika akan menghadliri penerimaan raport.
Tidak jarang, orang tua atau wali murid memiliki angan-angan anaknya akan mendapatkan nilai tinggi dan mendapat peringkat yang baik di kelas. Sehingga ketika anaknya ternyata tidak mendapatkan ranking, ujar Tholin, maka akan kecewa dan terkadang menyalahkan anaknya.
“Nilai raport atau ranking bukanlah ukuran keberhasilan. Setiap anak memiliki bakat keunikan, kemampuan yang berbeda yang tidak hanya dikur oleh angka-angka” tegas Tholin.
“Maka orang tua juga mempunyai kewajiban untuk mencari bakat dan turut mengembangkannya” tambahnya.
Ia melanjutkan, ketika orang tua wali murid mendapati nilai raport rendah hendaknya mengajak anak berdiskusi mengapa nilai raport rendah. Kemudian orang tua memberikan solusi serta membantu anak mereka belajar.
Usai tausiyah, agenda berlanjut dengan pembagian raport. Setiap wali kelas menerimakan raport kepada wali murid sesuai kelas masing-masing.
Penulis Tholin, Editor Danar Trivasya Fikri