PWMU.CO – Ratusan siswa dari mulai tingkat sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan menengah atas, menjalani rangkaian terakhir pelaksanaan Munaqasah I yang digelar Badan Tajdied Center (BTC) Gresik, di Masjid At Taqwa Perguruan Muhammadiyah Jalan KH Kholil, Ahad (29/10).
Lilik Isnawati MPd, salah satu panitia dari BTC Gresik, mengaku sangat bersyukur akan antusiasme peserta. “Mereka sangat bersemangat. Kami sampai kewalahan mengatur pembagian tugas para penguji, agar semua bisa terlayani,” kata Lilik.
Menurut dia, kegiatan ini dilaksanakan setiap hari Ahad selama tiga pekan sepanjang bulan Oktober ini. Dan sebagai penutup akan dilakukan prosesi wisuda yang akan digelar 21 Desember 2017 mendatang.
Munaqasah ini dimaksudkan sebagai upaya memasyarakatkan metode Tajdied sebagai metode membaca Al Quran yang efektif. Dan manfaatnya dirasakan sangat besar bagi para peserta juga bagi sekolah.
Seperti yang disampaikan Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 2 Gresik, Hadi Purnomo, yang mengirimkan 26 siswanya ke acara ini. Menurutnya, Munaqasah bukan sekadar momen mengukur kesalihan dengan sebanyak-banyaknya menghafal Al Quran, namun lebih jauh adalah panggung Mujahadah.
“Terutama untuk anak anak, agar bisa menyemangati diri dan mengambil inspirasi dari kesungguhan orang lain di sekitarnya. Sehingga mereka kelak menjadi generasi tangguh, pandai menghargai orang lain dan teguh hati dalam mencintai agama dan bangsanya,” kata Hadi Purnomo.
Peserta termuda, Zalin (9 tahun), yang hafal Al Quran Juz 30 dan surat Ar Rahman, mengaku mengikuti kegiatan ini untuk menambah pengetahuan dan pengalaman karena selama ini dia menghafal Al Quran selalu didampingi ibunya setiap usai shalat Maghrib dan Subuh.
Sedangkan peserta lain, Ustadzah Tamami dari SD Muhammadiyah Manyar Gresik mengatakan alasan megikuti Munaqasah ini yaitu untuk menginspirasi murid-muridnya agar semangat menghafal Al Quran.
Menurutnya jika guru saja masih ikut kegiatan ini dan belajar, maka murid atau anak-anak harus lebih bersungguh-sungguh lagi.
Manfaat kegiatan ini juga dirasakan seorang ibu yang mendampingi putrinya sebagai peserta. Menurut pengakuan ibu dari Jasmine Izzati, dia secara khusus memberi dukungan kepada putrinya untuk mengikuti Munaqasah ini.
Awalnya Jasmine Izzati semangat untuk mengikuti, namun kemudian ingin mundur karena tidak percaya diri merasa hafalan dan tajdwidnya kurang bagus. Tapi setelah diyakinkan bahwa Munaqasah ini tujuan akhirnya bukanlah syahadah/ijazah dan wisuda, melainkan bagaimana berusaha bersungguh-sungguh untuk mencintai agama dan mencintai Al Quran. Akhirnya Jasmine Izzati pun tetap semangat untuk mengikuti kegiatan ini. (mufidah/mat)