PWMU.CO – Dalam rangka meningkatkan generasi berkarakter kepemimpinan, Palang Merah Remaja (PMR) Wira SMA Muhammadiyah 2 (SMA Muha) Genteng mengadakan Pendidikan dan Latihan (Diklat) Dasar selama satu hari dimulai dari pagi hingga sore.
Acara berlangsung Sabtu (11/01/2025) di Halaman SMA Muha Genteng diikuti oleh 22 peserta, dan 12 kakak master yang tergabung dalam PMR Wira, dengan tema “Api Kepemimpinan yang Menyala, Membangun Generasi PMR yang Berkarakter”.
Kegiatan ini bertujuan untuk melatih pengetahuan dan keterampilan anggota PMR Wira dalam bidang pertolongan pertama, kesadaran dalam menjaga kesehatan sekaligus meningkatkan kemampuan mereka dalam menghadapi situasi darurat.
Ketua Panitia Diklat PMR Wira SMA Muha, Rafi Hakim mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk perwujudan prinsip-prinsip tribakti Palang Merah Remaja (PMR).
“Kami berharap melalui diklat ini anggota mampu menjadikan PMR Wira menjadi lebih baik sekaligus ilmu yang didapatkan bisa digunakan untuk nilai nilai kemanusiaan,” tuturnya.
Outbound yang Menantang dan Seru
Sebelum memulai rangkaian kegiatan para peserta terlebih dahulu menjalani apel pembukaan. Setelah itu, dimulailah rangkaian kegiatan outbound yang dibantu oleh Organisasi Otonom (Ortom) Muhammadiyah, Hizbul Wathan (HW) SMA Muha Genteng.
Anggota HW SMA Muha Genteng yang ikut serta dalam kegiatan outbound diantaranya, Ayunda Yesika Ayu Amandita, Ayunda Citra, dan Ramanda Ricky.
Ketua PMR Wira, Amadea Renata atau Rere sebutan sehari-harinya, mengatakan “Kami menyediakan 7 pos untuk kegiatan outbound hari ini,” katanya.
Pada Pos Pertama, peserta diberi bekal mengenai sejarah PMR, dilanjutkan Pos Kedua peserta mengikuti sesi games Spider Web, dimana mereka harus melewati tali rafia yang berbentuk seperti jaring laba-laba, lalu pada Pos Ketiga peserta bermain games jangan sampai salah injak.
Pada Pos Keempat, peserta menuju sawah untuk melakukan games gelas di atas kepala. Sebagai refleksi, Rere mengajak peserta untuk berdiskusi mengenai kesehatan pada Pos Kelima.
Dilanjutkan pada Pos Keenam, peserta dilatih untuk membuat tandu dari kayu bambu sebagai penopangnya, dan tali sebagai pengikatnya. Pada pos terakhir, yaitu Pos Ketujuh, peserta diminta untuk tiarap pada jaring-jaring tali rafia yang sudah disiapkan oleh kakak master.
Seusai melakukan outbound, peserta diarahkan untuk melakukan Istirahat, shalat, dan makan (Ishoma).
Penempuhan Slayer Kuning
Setelah melaksanakan Ishoma, dilanjut penyampaian materi Pertolongan Pertama yang dinarasumberi langsung oleh pembina PMR Wira SMA Muha, Mukhson Hidayat.
Seusai pemberian materi yang terakhir, peserta diarahkan untuk melakukan penempuhan mencari slayer kuning, “Kami beri waktu 1 jam untuk mencari slayer kuning yang sudah kami sebar di penjuru kelas,” tutur Rere.
Seusai melakukan penempuhan, Pembina PMR Wira, Mukhson Hidayat menyematkan tanda anggota resmi PMR Wira SMA Muha berupa slayer kuning kepada peserta sebagai simbolisnya.
“Menolong adalah kemulian, pengorbanan adalah kehormatan. Sebab dalam setiap uluran tangan, ada cahaya yang menerangi kehidupan,” tutur Mukhson Hidayat.
Peserta diklat, Alisya Kirana Larasati memberikan kesan yang indah, “Diklat PMR mengajarkan bahwa menolong sesama bukan sekadar tindakan, tapi panggilan jiwa. Setiap luka yang dirawat, setiap nyawa yang diselamatkan, adalah bukti ketulusan dan pengorbanan,” tutupnya.(*)
Penulis Nabila Ayu Editor Zahrah Khairani Karim