PWMU.CO – Dalam Tanwir I Aisyiyah yang digelar di Jakarta pada Rabu-Jumat (15-17/1/2025), Ketua Umum PP Aisyiyah, Salmah Orbayinah, menegaskan pentingnya peran pendidikan dan kesehatan dalam upaya mewujudkan keadilan bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Dalam pidato iftitah, Salmah memaparkan berbagai tantangan yang masih dihadapi perempuan, khususnya dalam pendidikan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata lama sekolah perempuan masih lebih rendah dibandingkan laki-laki. Selain itu, ketimpangan antara wilayah perkotaan dan perdesaan masih menjadi pekerjaan rumah. Di perdesaan, 12,39% penduduk tidak tamat sekolah dasar, jauh lebih tinggi dibandingkan di kota, yakni 6,62%.
“Aisyiyah memandang pendidikan adalah kunci untuk membangun generasi emas Indonesia 2045. Kita perlu menanamkan kesetaraan akses pendidikan sejak dini, terutama bagi perempuan,” ujar Salmah.
Selain pendidikan, isu kesehatan juga menjadi fokus Aisyiyah, terutama dalam upaya pengentasan stunting dan penanganan kesehatan berbasis gender. Dalam laporan Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja (SNPHAR) 2024, angka kekerasan terhadap anak dan perempuan menunjukkan tren penurunan, tetapi angka ini masih membutuhkan perhatian. Aisyiyah, melalui kerja sama dengan berbagai lembaga, terus mendorong kemudahan akses layanan kesehatan yang inklusif dan berkualitas.
Salmah menekankan bahwa perempuan juga memiliki peran strategis dalam kedaulatan pangan. Dengan memperkuat program ekonomi berbasis pemberdayaan perempuan, Aisyiyah optimistis mampu memberikan kontribusi besar dalam menyelesaikan persoalan nasional di berbagai sektor. “Komitmen ini sejalan dengan visi kami untuk menciptakan Indonesia yang berkeadilan,” tutup Salmah.
Penulis Syahroni Nur Wachid Editor Wildan Nanda Rahmatullah