PWMU.CO – Sejumlah perusahaan dilaporkan banyak memangkas pegawai dari kalangan Generasi Z atau Gen Z sepanjang 2024. Para pekerja dengan kelahiran 1997 hingga awal 2010 itu banyak kena pemutusan hubungan kerja (PHK) dari perusahaan.
Radius Setiyawan Dosen UM Surabaya sekaligus pengkaji pop culture menilai tingginya angka pemecatan Gen Z di perusahaan juga berkaitan dengan karakter Gen Z itu sendiri. Menurut Radius, Gen Z dikenal memiliki pandangan yang berbeda dari generasi sebelumnya. Generasi ini cenderung memprioritaskan keseimbangan hidup, perkembangan diri, serta memiliki harapan tinggi akan fleksibilitas kerja dan peran yang bermakna.
“Ketika Gen Z bekerja di sebuah perusahaan, maka secara otomatis dia harus mematuhi pakem-pakem dan berperilaku sesuai dengan budaya organisasi, sementara itu bertentangan dengan ekspresi mereka,” ujar Radius Rabu (15/01/2025).
Radius menjelaskan, bahwa sebagian besar Gen Z juga menggaungkan self-love, sementara bagi perusahaan menerapkan perilaku yang berfokus pada diri sendiri berarti melenceng dari kultur yang telah dibangun dari tradisi sebelumnya. Dan karakter itu bukanlah sesuatu yang dicari oleh sebagian besar pengusaha.
Lebih lanjut, Radius mencontohkan beberapa kasus yang terjadi pada Gen Z yang dipecat karena menggunakan bahasa kasual atau bahasa santai di kantor. Menurutnya bahwa kehadiran media sosial membuat banyak Gen Z minim terpapar bahasa formal.
“Misalnya saja, generasi Z ini lebih tertarik mengonsumsi berita dari TikTok ketimbang mendengar saluran berita dengan gaya yang lebih formal, mereka lebih banyak mendengar para pemengaruh di media sosial seperti influencer dan sejenisnya,” imbuhnya.
Sehingga hal ini, kata Radius dapat mempengauhi bahasa yang digunakan, seperti berbicara lebih santai, bersahabat, dan informal.