PWMU.CO – Rumah Sakit Muhammadiyah Gresik (RSMG) mengadakan acara penyerahan sertifikat Akreditasi SIRSMA yang diberikan oleh Komite SIRSMA MPKU PP Muhammadiyah di Gresik pada Selasa (14/1/2025). Acara ini dilanjutkan dengan pemaparan tindak lanjut akreditasi SIRSMA oleh perwakilan Komite SIRSMA MPKU PP Muhammadiyah, dr Agus Sukaca MKes.
“Alhamdulillah, saya bersyukur bahwa satu tahun setelah pendampingan, RSMG telah berhasil meraih predikat kelulusan Istimewa, predikat tertinggi dalam akreditasi SIRSMA dengan bintang lima. Dalam akreditasi SIRSMA terdapat tiga tingkatan: baik, baik sekali, dan istimewa. Jika belum mencapai predikat baik, maka rumah sakit dinyatakan tidak lulus dan harus mengulang,” jelas Agus Sukaca saat membuka penyampaian materinya.
Ia menambahkan bahwa survei akreditasi hanyalah salah satu tahapan implementasi standar SIRSMA. “Sejatinya, implementasi standar SIRSMA bukan hanya berlangsung setiap empat tahun, melainkan merupakan proses sepanjang hayat. Evaluasi empat tahunan hanyalah sebuah potret, sedangkan implementasinya adalah tanggung jawab harian seluruh civitas hospitalia. Oleh karena itu, pembinaan Sumber Daya Insani (SDI) menjadi aspek krusial dalam implementasi SIRSMA,” terang Agus.
Lebih lanjut, Agus menjelaskan bahwa SIRSMA adalah sebuah alat (tools) yang dirancang agar rumah sakit Muhammadiyah dapat menjadi rumah sakit Islam yang sebenar-benarnya, sesuai dengan misi Muhammadiyah. “Ini adalah salah satu upaya Muhammadiyah untuk mencapai visinya,” imbuhnya.
Dalam acara tersebut, Nella Aleftheria, salah satu karyawan RSMG yang bertugas sebagai master of ceremony (MC), mengungkapkan kekagumannya terhadap penyampaian Agus Sukaca. “Lebih baik terpaksa masuk surga daripada sukarela masuk neraka,” ujarnya mengutip salah satu kalimat Agus Sukaca.
Agus juga mengingatkan pentingnya peran manajemen dalam membimbing karyawan menjadi pribadi Muslim yang sebenar-benarnya. “Manajemen memiliki tanggung jawab untuk memastikan karyawan menjadi pribadi Muslim yang sejati, karena untuk memberikan layanan Islami, karyawan harus dibimbing terlebih dahulu,” pesannya kepada jajaran manajemen RSMG.
Direktur RSMG, dr Farida Nur Aini SpPK FISQua, menyampaikan hal senada. “Tantangan terbesar dalam SIRSMA adalah mewujudkan seluruh civitas hospitalia menjadi pribadi dan keluarga Muslim yang sebenar-benarnya, sesuai dengan tujuan Muhammadiyah,” ungkapnya.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, dr. Farida menggagas beberapa langkah strategis, di antaranya monitoring dan evaluasi pelaksanaan kinerja SDI. Program yang dijalankan mencakup kegiatan kajian keislaman, salat Zuhur berjemaah, salat Tahajud, serta penerapan pelayanan Islami oleh seluruh staf.
Ia juga berpesan kepada seluruh karyawan RSMG, “Jadikan akhirat sebagai niat utama dalam setiap langkahmu!” (*)
Penulis Ria Triwulandari Editor Wildan Nanda Rahmatullah