PWMU.CO – Ketua Majelis Pustaka, Informasi, dan Digitalisasi (MPID) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Dr Aribowo MS, menyampaikan bahwa media di bawah naungan Persyarikatan saling terhubung satu sama lain.
“Semua media yang ada di Muhammadiyah itu saling bekerja sama. Kita jika berjalan bersama, akan terasa ringan. Muhammadiyah itu saling membantu, maka mestinya jika ada AUM yang membutuhkan iklan, maka media Persyarikatan baik online maupun cetak akan bantu mengiklankan,” ungkap Aribowo, Sabtu (18/1/2025).
Bertempat di Pusat Dakwah Muhammadiyah Surabaya, Aribowo menyebutkan bahwa media Muhammadiyah adalah jurnalis komunitas. “Karena media kita berbentuk jurnalistik komunitas, maka berita sekecil apapun bisa ditulis,” ujarnya.
“Kejadian sekecil apapun, media komunitas akan memberitakannya. Karena itulah nafas Muhammadiyah agar masyarakat tahu bagaimana komunitas kita,” tambah Aribowo.
Dalam acara Ngopi Bareng (Ngobar) Jilid 3 Klikmu.co yang bertajuk “Jurnalis Konstruktif di Era Disruptif” ini, Aribowo menyebutkan bahwa semua orang bisa menulis.
“Semua orang bisa menulis. Jangan takut salah menulis berita. Jangan khawatir ada kesalahan, karena nanti tim editor akan membantu untuk membetulkan. Bahkan, media besar seperti Detik, Kompas, atau Tempo juga bisa salah,” jelas Ari.
Ari melanjutkan, menjadi jurnalis Muhammadiyah memiliki kode etiknya tersendiri. “Kita yang berada di media Persyarikatan harus objektif, jujur, dan menjaga nama Muhammadiyah,” sambungnya.
Di akhir materinya, Aribowo menekankan bahwa jurnalis Muhammadiyah itu harus memegang teguh etik dan moral, dan jangan sampai menerima suap. “Kita sebagai jurnalis Persyarikatan, jangan sampai menerima suap dan menyalahgunakan profesi yang sudah ditekuni,” tutupnya. (*)
Penulis Wildan Nanda Rahmatullah Editor Azrohal Hasan