PWMU.CO – Puluhan ribu warga Palestina yang sebelumnya mengungsi kini mulai melintasi Koridor Netzarim untuk kembali ke rumah mereka di wilayah utara Gaza. Dilansir dari Al-Jazeera, Senin (27/1/2025), menjadi momen pertama bagi ratusan ribu warga yang kembali ke area utara yang mengalami kerusakan parah akibat konflik berkepanjangan selama 15 bulan.
Kepulangan ini sempat tertunda dua hari karena perselisihan antara Hamas dan Israel terkait pembebasan seorang tahanan Israel. Namun, proses tersebut akhirnya berjalan sesuai kesepakatan gencatan senjata rapuh yang disetujui sepekan lalu. Gencatan senjata ini bertujuan mengakhiri salah satu perang paling mematikan dan merusak di Gaza sekaligus memungkinkan pembebasan tahanan dari kedua pihak.
Setelah berbulan-bulan tinggal di kamp pengungsi yang penuh sesak atau di sekolah yang dialihfungsikan sebagai tempat penampungan, warga Palestina sangat ingin kembali ke rumah mereka, meskipun banyak di antaranya telah hancur akibat serangan Israel.
Hamas menyebut kepulangan para pengungsi ini sebagai kemenangan rakyat Palestina sekaligus bukti kegagalan pendudukan Israel serta upaya mereka untuk memindahkan warga Palestina secara permanen.
Pada awal perang yang dimulai Oktober 2023, Israel memerintahkan evakuasi besar-besaran dari wilayah utara dan menutup akses setelah pasukan darat mereka masuk. Sekitar satu juta orang melarikan diri ke wilayah selatan, sementara ribuan lainnya tetap bertahan di utara yang menjadi pusat pertempuran paling sengit dan kerusakan terburuk.
Kekhawatiran muncul bahwa Israel akan menjadikan pengungsian ini bersifat permanen, terlebih dengan adanya wacana pembersihan etnis setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengusulkan agar warga Palestina ditempatkan di Mesir dan Yordania.
Kepulangan warga Palestina ke utara Gaza ini bukan sekadar perjalanan fisik, tetapi juga menjadi simbol harapan dan keteguhan mereka dalam menghadapi kekacauan yang terus berlangsung. (*)
Penulis Wildan Nanda Rahmatullah Editor Azrohal Hasan