PWMU.CO – “Saya senang sekali menyebut SD Muhammadiyah 4 Surabaya sebagai sekolah teladan nasional. Julukan ini sudah lama melekat, namun tetap relevan dan sangat bermanfaat. Ke depannya, kembangkan teknologi informasi (IT) dan akhlak agar predikat ini tetap terjaga,” ujar Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Surabaya, Dr H M Ridwan MPd, dalam Rapat Kerja (Raker) SD Muhammadiyah 4 (Mudipat) Surabaya pada Selasa (28/1/2025).
Acara yang dihadiri oleh Wakil Ketua PCM Ngagel Surabaya serta seluruh guru dan karyawan ini bertujuan merumuskan strategi pengembangan sekolah, baik secara umum maupun spesifik.
Empat Fokus Pengembangan Sekolah
Dalam sambutannya, Dr. Ridwan menegaskan empat fokus utama untuk pengembangan Mudipat:
- Peningkatan Kualitas Pembelajaran
“Guru dan tenaga kependidikan harus meningkatkan mutu pembelajaran dengan selalu meng-upgrade strategi, metode, konten, dan materi. Inovasi pembelajaran harus terus dilakukan agar kualitas siswa meningkat,” tuturnya. - Tertib Administrasi
Ridwan menekankan pentingnya administrasi yang rapi dan akurat. “Sebagai sekolah teladan nasional, administrasi untuk siswa maupun pekerjaan guru harus bebas dari kesalahan. Selain itu, kedisiplinan waktu juga perlu ditingkatkan. Guru harus menjadi teladan dalam menghargai waktu,” jelasnya. - Peningkatan Kualitas Lulusan
Upaya meningkatkan mutu lulusan menjadi perhatian khusus. Guru dan staf diharapkan terus mendukung pencapaian siswa melalui pembelajaran berkualitas dan inovatif. - Kepedulian Sosial
“Kebesaran Mudipat harus mencerminkan rasa peduli terhadap sesama. Misalnya, ketika ada guru atau staf yang sakit, bisa dilakukan iuran bersama sebagai bentuk solidaritas,” imbuhnya.
Mempertahankan Status Sekolah Teladan Nasional
Dr. Ridwan juga menegaskan pentingnya efisiensi dan pengawasan dalam menjalankan program sekolah. “Program yang telah ditetapkan harus berjalan dengan baik, diawasi oleh kepala sekolah, wakil kepala, serta penjaminan mutu. Jangan sampai ada program yang tidak terlaksana,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa pengembangan divisi bisnis besar dapat mendukung keberlanjutan sekolah. “Mudipat perlu memiliki divisi bisnis dengan direktur khusus. Guru dan karyawan berperan sebagai tim suksesnya, sementara kepala sekolah hanya berjiwa wirausaha, tidak perlu ikut berjualan,” pungkasnya.
Raker Mudipat yang berlangsung hingga Rabu (29/1/2025) ini diikuti dengan penuh antusias oleh seluruh guru dan karyawan, meskipun diadakan pada masa libur panjang. Semoga usaha bersama ini membawa Mudipat terus maju dan tetap menjadi sekolah teladan nasional. (*)
Penulis Pega Mustika/Mulyanto Editor Wildan Nanda Rahmatullah