PWMU.CO – Biasa ber-style bebas, tanpa terikat aturan formal. Begitulah ciri penampilan seorang wartawan.
Nah, saat berada di lingkungan yang memberlakukan aturan formal semacam Hizbul Wathan (HW), bisa timbul problem tersendiri.
Seperti yang dialami oleh Ahmad Faizin Karimi—Sekretaris Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik.
Saat menjadi penyaji materi jurnalistik di Kursus Jaya Melati 1 se-Konsul Besuki di Gedung G Universitas Muhammadiyah Jember, Kamis (2/10 2017), Faizin, panggilan akrabnya, dibuat kikuk.
Seperti biasa, dalam tradisi HW ada “ritual” apel sebelum dan sesudah acara. Sebagai tamu yang masuk “kandang” HW, Faizin yang sehari-hari berprofesi sebagai wartawan itu, harus taat asas. Termasuk saat berlangsung “hormat komandan”. Tidak boleh lagi mengandalkan kebebasan sebagai wartawan.
Di panggung depan, Faizin harus mengikuti ritual salam kehormatan khas HW. Di situlah dia terlihat kikuk dan kaku.
“Tanpa gladi, tanpa pemberitahuan. Semua terjadi spontan. Maka wajarlah kalau saya terlihat kagok dan kaku,” kata Faizin.
Untunglah, sambung dia, ada Mas Yasir (Yasir Wahid, Sekretaris Kwartir Wilayah HW Jatim, red) di samping saya. Sehingga saya tertolong dalam melalui prosesi ini.
Salam hormat komandan! (Yulia)