PWMU.CO – Orang yang suka mengantuk ketika mendengarkan pengajian, jangan khawatir. Ternyata Allah SWT masih memperhitungkan kehadirannya meskipun tertidur sekalipun. Rahmat tetap diberikan untuk jamaah yang mengantuk ini.
Rahmat itu berkah sebuah majelis taklim. ”Karena ikut majelis taklim meskipun ngantuk tetap dapat rahmat,” kata Khusnul Hadi yang menjadi penceramah di Pengajian Ahad Pagi (5/11/2017) di Masjid Ar Ruhama Jl Ahmad Yani, Kota Malang.
Berkah majelis taklim itu luas, sambung dia. Saking luasnya orang yang berada di sekitar majelis ilmu meski tidak masuk ke dalam ruang tapi masih kedengaran juga tetap dapat rahmat. ”Bahkan saat ada tamu atau kawan dari salah satu jamaah majelis taklim yang waktu itu hanya perlu ketemu jamaah tersebut tapi karena harus nunggu di luar juga dapat rahmat dari Allah,” tuturnya.
Menurut dia, rahmat Allah itu penting. ”Sebanyak apapun amal ibadah dan kebaikan yang dilakukan seseorang tidak akan masuk surga jika tidak mendapatkan rahmat dari Allah,” ujarnya. Syarat mendapatkan rahmat Allah harus banyak istighfar, taubat, dan doa.
Doa bisa dikabulkan oleh Allah SWT, sambung dia, jika melakukan empat hal yang terdapat dalam Alquran surat Al Anbiya ayat 83-90. Empat hal itu adalah pertama, bersegera dalam beribadah dan kebaikan. ”Jangan sampai kita sering menunda shalat terlebih berjamaah, “ katanya. Manusia itu bersegera shalat dan khusyuk ketika ada maunya saja . ”Kita biasanya segera shalat dan khusyuk jika punya keinginan agar dikabulkan Allah,” terang Khusnul disambut ger-geran oleh jamaah.
Baca juga: Nadjib Hamid tentang Pengajian yang Mubadzir
Kedua, senantiasa berdoa dan memohon hanya kepada Allah SWT bukan selain Allah. “Jangan sekali-kali kita memohon dan berdoa kepada selain Allah, karena hal tersebut termasuk syirik dan dosa besar,” paparnya
Ketiga, supaya doa dikabulkan oleh Allah maka harus khusyuk berdoa. ”Khusyuk berdoa yang dimaksud adalah berdoa dengan sungguh-sungguh, bahasanya lembut, merendah, dan bukan dengan suara yang keras dan membentak,” jelasnya.
Keempat, pengakuan salah dan dosa. Menurut Khusnul, para nabi atau rasul merupakan tokoh-tokoh suci, tapi merasa tidak suci, mengakui telah banyak melakukan dosa dan salah atau dholim. “Lain dengan kita manusia biasa, malah sebaliknya, jika kena masalah, bilang aku salah apa padahal sudah benar. Aku kurang apa padahal sudah saya kasihkan semua tapi masih diberi masalah dan cobaan oleh Allah SWT,” paparnya langsung disambut tawa jamaah. (izzudin)