Keramaian pengajian Ahad Pagi di masjid selalu membawa berkah bagi pengunjung. Apalagi para pedagang yang berjualan kue dan minuman. Seperti Masjid Ar-Ruhama Jl. Ahmad Yani, Kota Malang, di situ ada Sumiati (62) yang mendapat rezeki dengan berjualan kue kepada jamaah pengajian.
Dia menceritakan, berjualan kue untuk memenuhi kebutuhan hidup sebab suaminya tidak lagi bekerja. ”Saya jualan ini buat tambah-tambah penghasilan di rumah,” jawab Sumiati yang akrab dipanggil Umi Agus, Ahad (5/11/2017) pagi.
Anggota Aisyiyah ranting ini mendapat uang rata-rata Rp 200 ribu sekali jualan di lokasi pengajian Ahad Pagi. ”Saya hanya jualan di sini saja, di luar Ahad ya di rumah saja, hehehe, maklum sudah tua mas”, jawab ibu beranak tiga ini. Dia sudah tiga tahun berjualan di tempat ini.
Dia berjualan di sini izin takmir Masjid Ar Ruhama serta panitia pengajian dari PCM Blimbing. Pagi-pagi dia menyiapkan meja kemudian menata kue serta jajanpasar dibantu anaknya yang ragil. “Sebelum orang-orang datang saya sudah datang duluan untuk menyiapkan meja dan kue yang dititipi orang lain untuk saya jualkan, ” ceritanya sambil menata kue tersisa yang belum terjual.
Setelah menyiapkan meja dan kue siap di pajang, saat pengajian dimulai dia masuk masjid mendengarkan ceramah. ”Saya juga ikut dengarkan ceramah, tidak jualan saja,” tutur Sumiati yang beralamat rumah di Sumpil II/25 Blimbing.
Menurut pengakuannya, sebagian keuntungan berjualan disisihkan untuk infak ke Aisyiyah. Dia bersyukur, ikut pengajian sekaligus mendapatkan berkah rezeki. ”Alhamdulillah, bisa ikut ngaji sambil cari rezeki di sini,” ucapnya penuh rasa syukur pada Allah.
Beda lagi dengan Masjid Al ikhlas Jl Raya Langsep. Saat ada Tabligh Akbar yang digelar PDM Kota Malang, Ahad (29/10/17) lalu, di sudut halaman masjid dibuka Warung Gratis Perharsia (WGP).
Warung itu menjadi jujukan jamaah untuk makan pagi sebelum mendengarkan ceramah Prof Dr Din Syamsuddin. Hari itu warung menyiapkan 300 porsi nasi soto, kue, dan air mineral. “Partisipasi warung gratis ini sangat membantu panitia, ” ujar Ketua Majelis Tabligh PDM kota Malang, Radix Marseno.
Penggagas dan penasehat WGP, H Julius ST, mengatakan, yang tergabung dalam WGP itu anggota Persatuan Haji Rumah Sakit Islam Aisyiyah (Perharsia) Kota Malang. Dari sekian banyak jumlah anggota Perharsia, 200 orang yang aktif.
”Aktivitasnya tidak lain hanya ingin mewujudkan berbagi dengan sesama,” ujar Julius. “Dananya kami dapat dari para donatur, dalam satu bulan rata-rata terkumpul Rp 12 juta sampai 13 juta, sedangkan penggunaan dana setiap bulan Rp 11 juta,” sambungnya.
WGP buka setiap hari Ahad dengan tempat berpindah pindah se Malang Raya dengan koordinator dan pelaksana bergantian. Saat Tabligh Akbar lalu adalah pelaksanaan ke 123 kali. (izzudin, uzlifah)