PWMU.CO – Keadilan di Indonesia hingga kini belum terwujud. Buktinya, data menunjukkan bahwa 1 persen penduduk Indonesia menguasai 55 persen aset negeri ini. Malangnya, Islam yang menjadi mayoritas juga tidak berdaya. Demikian disampaikan Ustadz Zainul Muslimin dalam Pengajian Ahad Pagi (19/11) di Masjid Besar KH Ahmad Dahlan Banyuwangi.
Penduduk Muslim hampir 90 persen di Indonesia. Tetapi dari data 10 orang terkaya di Indonesia justru hanya ada 1 dari kalangan muslim. Agar redistribusi aset merata, maka Islam harus berjuang di bidang ekonomi.
“Selama ini bidang ekonomi kita tinggalkan. Jihad Ekonomi dicanangkan oleh Muhammadiyah untuk mengejar ketertinggalan. Butuh lebih banyak lagi pemuda-pemuda Muslim menjadi pengusaha. Mereka harus dididik agar bermindset pengusaha. Seperti halnya Rasulullah Saw yang sejak kecil sudah praktek menjadi pedagang dan juga para sahabat,” terang Ustadz Zainul.
Menurutnya, masa depan bangsa ini ada di tangan umat Muslim. “Bergerak melangkah, melihat situasi dan kondisi saat ini atau hanya merenungi nasib. Bahkan hanya marah dengan sumpah serapan. Pilihan itu ada di tangan kita,” tegasnya.
Dia pun berharap, kekayaan dan sumber-sumber ekonomi suatu saat nanti ada di tangan orang muslim. Supaya redistribusi aset dapat terwujud.
“Umat Muslim punya kewajiban membayar zakat. Juga anjuran untuk berinfak dan bersedekah. Bahkan suka berinfak menjadi salah satu bukti seseorang disebut benar-benar beriman. Ajaran philantropi ini akan membuat kesenjangan ekonomi menyempit,” ungkapnya.
Dalam ceramahnya, dia juga menjelaskan bahwa tahun 1920 KH Ahmad Dahlan sudah mendirikan PKO (Penolong Kesengsaraan Oemoem). Jadi, Muhammadiyah sangat memahami universalisme dan atau toleransi. Karena sejak Indonesia belum merdeka, Muhammadiyah sudah mempraktikkannya.
“Siapapun yang mengalami kesengsaraan harus ditolong. Tanpa harus ditanyakan agama dan sukunya apa. Apalagi tanya partai dan ormasnya apa,” ujarnya. (adit/ilmi)