PWMU.CO – Ketua PP Muhammadiyah Hajriyanto Y. Thohari mengatakan, Muhammadiyah potensial melahirkan pemimpin politik di negeri tercinta ini. Karena itu, Muhammadiyah jangan hanya jadi penonton dalam kontestasi kepemimpinan politik.
Hajri—panggilan akrabnya menyampaikan hal itu dalam Tabligh Akbar Milad Muhammadiyah Ke-108 H/105 M yang dihelat oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Nganjuk di Sidorejo, Sawahan, Nganjuk, Ahad (25/11/17).
Acara dihadiri keluarga besar Muhammadiyah dan undangan yang terdiri dari pejabat sipil dan militer. Turut hadir Wakil Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Dr Biyanto.
Dalam pandangan Hajri, Muhammadiyah harus melahirkan tiga kepemimpinan. Pertama, pimpinan Persyarikatan Muhammadiyah, mulai level ranting, cabang, daerah, wilayah, hingga pusat. “Termasuk dalam hal ini adalah pimpinan amal usaha Muhammadiyah,” ungkapnya.
Kedua, kepemimpinan umat. “Muhammadiyah harus menghasilkan pemimpin yang terampil sebagai perekat umat,” jelas dia.
Tentang tema milad “Muhammadiyah Merekat Kebersamaan.” Hajri mengatakan untuk mewujudkan tema itu, dibutuhkan kader Muhammadiyah yang terbuka pikirannya dan melihat keberagaman sebagai keniscayaan.
“Pada konteks ini, Muhammadiyah harus hadir di tengah keragaman. Kader Muhammadiyah juga harus membangun jejaring dan berkomunikasi dengan berbagai pihak,” pesan dia.
Ketiga, kepemimpinan politik dan kenegaraan. Sebagai organisasi besar, kata HajrI, Muhammadiyah potensial melahirkan pemimpin politik di negeri tercinta.
“Apalagi sejarah Muhammadiyah memiliki figur-figur penting sekaligus tokoh politik dan negarawan, misalnya, Ki Bagus Hadikusumo dan KH Mas Mansur,” ujarnya.
Mestinya, menurut Hajri, dari Muhammadiyah bisa lahir calon presiden, gubernur, dan bupati atau walikota. “Karena itu, terasa aneh jika Persyarikatan sebesar Muhammadiyah menjadi penonton jelang pilkada serentak 2018,” tegas Hajri.
Untuk menjadikan Muhammadiyah sebagai organisasi kader, sehingga mampu melahirkan 3 kepemimpinan itu, dibutuhkan komitmen dari pimpinan. “Perlu juga, Muhammadiyah mengadakan pendidikan dan pelatihan kepemimpinan yang serius. Dengan cara ini, Muhammadiyah akan mengisi kevakuman kepemimpinan di Muhammadiyah, umat, dan negara,” pesannya. (MN)