PWMU.CO – Siapa bilang guru tak pernah keliru? Dalam upacara bendera memeringati Hari Guru Nasional (HGN) di SD Muhammadiyah 1 (Mutu) Gresik, terbukti guru bisa ‘keliru’, dan mengundang lucu.
Upacara Senin (27/11/17) pagi itu memang spesial. Sebab, yang bertindak sebagai petugas upacara adalah para guru. Biasanya, muridlah yang mengerjakan tugas itu: menjadi komandan upacara, pengibar bendera, atau pembaca Pembukaan UUD 45.
Mungkin karena tidak biasa, atau bisa juga akibat ndredeg alias grogi, terjadi kesalahan kecil yang dilakukan oleh guru saat menjalankan tugas tersebut.
Meskipun sepekan sebelumnya mereka sudah berlatih berkali-kali, beberapa kekeliruan masih saja terjadi. Pengibar bendera misalnya, langkah-langkahnya tidak satu atau kompak. Terlihat kaku. Karena itu jadi lucu.
Kelucuan juga muncul ketika pembaca teks Pembukaan UUD 45 maju. Meski naskah itu tiap Senin dibaca dalam upacara—dan karena itu banyak yang sudah nglontok alias hapal—tapi guru yang membacanya tidak lancar.
Bukan hanya guru. Rasa grogi juga dialami oleh
Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kota Gresik Ir Achmad Subagyono, yang khusus diundang sebagai Pembina Upacara. “Ternyata saya sendiri sebagai pimpinan kompi juga keder (grogi),” akunya dengan nada bercanda.
Dalam pidatonya, Subagyono menyampaikan ‘Selamat Hari Guru Nasional’. Dia juga mengajak siswa-siswi meneriakkan secara serentak kalimat: “Terima kasih bapak-ibu guru“.
Tak cukup sekali, kalimat itu diulangnya sampai 3 kali. Halaman SD Mutu pun jadi bergemuruh. Hati para hadirin pun bergetar, penuh haru.
“Anak-anak, kalian harus selalu menghormati dan menurut kepada bapak ibu guru di sekolah. Karena mereka adalah orang tua kalian di sekolah,” pesannya pada murid-murid.
Semoga, lanjutnya, setelah anak-anak nanti lulus dari SD Mutu dan menjadi orang sukses, tidak melupakan bapak-ibu guru dan almamater.
Soal beberapa kekeliruan kecil yang dilakukan guru saat memerankan petugas upacara, Subagyo bisa memakluminya.
“Pada hari ini Bapak-Ibu juga harus belajar menjadi petugas upacara,” ucapnya.
Pelaksanaan upacara sendiri berjalan lancar dan tertib. Soal siswa-siswi yang menahan tawa saat melihat gurunya keliru, itu hanya bumbu penyedap Hari Guru.
Selamat Pak dan Bu Guru! (Lilik Isnawati)