PWMU.CO – Masjid KH Ahmad Dahlan Gresik yang kini sudah 80 persen lebih proses pembangunannya akan menjadi oase bagi masyarakat sekitar.
Hal itu disampaikan Hari Sunarko, konsultan arsitektur Masjid KH Achmad Dahlan, saat diwawancarai PWMU.CO, di kantornya Jalan Medayu Selatan, Surabaya, Senin (27/11/17).
“Bukan berarti di sekitar situ tidak ada masjid. Tapi kehadiran Masjid KH Ahmad Dahlan menyajikan suasana yang beda,” cetus Hari.
Dia menjelaskan, di sekeliling masjid dirancang sealami mungkin. “Kita hijaukan sekeliling masjid sehingga dapat menyaring debu yang masuk,” ungkapnya.
Masjid KH Ahmad Dahlan terletak di jalur padat Gresik-Lamongan, tepatnya sebelah SPBU Bunder, Gresik. Polusi udara dan suara bising kendaraan sangat potensial terjadi.
Hari menjelaskan, untuk penghijauan ini akan didatangkan 17 pohon kurma yang akan diselingi tanaman lokal.
“Bahkan, untuk menara yang tingginya kurang lebih 35 M, nanti akan ditanam tanaman merambat,” tuturnya.
Di samping desain lingkungan yang menyejukkan akan disediakan pula sarana untuk istirahat bagi pengguna jalan. Kenyamanan dan fasilitas masjid juga bisa dirasakan jamaah yang bermukim di sekitar masjid.
“Jamaah yang selesai mengerjakan shalat lima waktu akan kerasan tinggal di masjid, sehingga tidak terburu-buru pulang. Mereka bisa menunggu datangnya waktu shalat selanjutnya,” papar Direktur HNK Arsitektur itu.
Untuk menambah kecantikan masjid, ruang utama masjid didesain dengan memasukkan unsur kelokalan. “Nanti ada lampu utama atau lampion Masmundari. Sedang pada dinding ada motif-motif Islami yang pengerjaannya dilakukan khusus oleh masyarakat sekitar Gresik dan Sidoarjo,” jelasnya.
Hari menambahkan, mengingat area masjid yang luas maka dalam pelaksanaan ibadah, seperti shalat Ied atau acara tabligh akbar, nanti juga disediakan ruang terbuka (plaza) yang bisa menampung ribuan jamaah.
Dia berharap, desain yang ia rancang itu akan membuat jamaah merasa nyaman dan segar, seperti orang yang menemukan oase di padang pasir.
“Pikiran jadi fresh seketika. Yang semula sedih jadi happy,” kata dia. (Zaidun)