PWMU.CO-SMA Muhammadiyah 2 (SMAMDA) Pucang Surabaya menerima kunjungan tamu asing dua kali, Jumat (8/12/2017).
Tamu pertama Konsul Jenderal Australia Chris Barnes untuk mempererat program kemitraan sekolah lewat Bridge (Building Relationship through Intercultural Dialog and Growing Engagement) antara Indonesia dan Australia. SMAMDA suda bergabung dengan Bridge sejak 2008.
Tamu kedua sebanyak 30 kepala sekolah dan guru Majelis Pengetua Sekolah Malaysia (MPSM) Kedah untuk studi banding.
Abu Seman bin Sareh Md Isa, ketua rombongan menyampaikan, SMAMDA adalah sekolah yang unggul, bagus dan mempunyai banyak prestasi. Ia ingin mengetahui lebih banyak upaya yang dilakukansekolah ini untuk mencetak siswa berprestasi.
Rombongan ini juga mempunyai keinginan kerja sama program pertukaran pelajar. Memanfaatkan kegiatan studi banding ini, Sema dan kepala SMAMDA menandatangani MO sehingga tahun mendatang kerjasama yang terjalin semakin erat.
Sementara Chris Barnes menambahkan, ingin melihat keterlaksanaan student exchange SMAMDA dengan sekolah partner, Lorne P-12 College, yang telah terjalin sejak 2009.
Bridge merupakan program kemitraan sekolah Australia-Indonesia yang didanai pemerintah Australia melalui Department Foreign Affairs and Trade (DFAT), Kedutaan Besar Australia di Jakarta dan dikelola oleh Asia Education Foundation (AEF).
BRIDGE mempertemukan sekolah-sekolah di Indonesia dan Australia dengan tujuan untuk mendukung pengembangan kesadaran lintas budaya, peningkatan kemampuan paedagogi, pengembangan TIK dalam pembelajaran khususnya bahasa asing dan pembelajaran kolaboratif.
Chris menilai SMAMDA berhasil melaksanakan program ini. Delapan tahun berselang hubungan baik SMAMDA dengan Lorne Collage terbina baik. Ia sangat mengapresiasi segala upaya yang dilakukan sekolah ini dan semua pihak yang mendukung dalam membina hubungan kemitraan sekolah lintas negara.
Komunikasi yang terjalin dan kegiatan kunjungan balasan antara SMAMDA dan Lorne P 12 College sangat aktif melalui pemanfaatan media dan teknologi sehingga memperlancar kegiatan kerjasama yang telah menjadi agenda rutin setiap tahunnya.
Kepala SMAMDA Astajab SPd MM mengungkapkan, setiap tahun ada70 siswa yang mendaftar program Bridge. Tapi kuotanya 10-12 siswa per sekolah. “Orang tua wali murid tidak keberatan menanggung tiket pergi pulang ke negara tujuan karena banyak pengalaman dan manfaat yang diterima setelah mengikuti pertukaran pelajar,” imbuhnya.
Dengan kunjungan konsul jenderal ini, dia berharap Bridge bisa mencari sekolah partner di Australia lagi sehingga minat siswa mengikuti student exchange kuotanya bertambah.
“Awal tahun 2018 yaitu pada 24 Februari hingga 5 Maret 2018, SMAMDA akan memberangkatkan 22 siswa dan tiga guru untuk kunjungan balasan ke Australia,” kata Astajab menerangkan.
Kunjungan dan studi banding dari luar negeri, sambung dia, membuka peluang besar SMAMDA untuk go international. Tahun mendatang SMAMDA berencana menambah sister school di Eropa dan Timur Tengah. (puspitorini)
PWMU.CO-SMA Muhammadiyah 2 (SMAMDA) Pucang Surabaya menerima kunjungan tamu asing dua kali, Jumat (8/12/2017).
Tamu pertama Konsul Jenderal Australia Chris Barnes untuk mempererat program kemitraan sekolah lewat Bridge (Building Relationship through Intercultural Dialog and Growing Engagement) antara Indonesia dan Australia. SMAMDA suda bergabung dengan Bridge sejak 2008.
Tamu kedua sebanyak 30 kepala sekolah dan guru Majelis Pengetua Sekolah Malaysia (MPSM) Kedah untuk studi banding.
Abu Seman bin Sareh Md Isa, ketua rombongan menyampaikan, SMAMDA adalah sekolah yang unggul, bagus dan mempunyai banyak prestasi. Ia ingin mengetahui lebih banyak upaya yang dilakukansekolah ini untuk mencetak siswa berprestasi.
Rombongan ini juga mempunyai keinginan kerja sama program pertukaran pelajar. Memanfaatkan kegiatan studi banding ini, Sema dan kepala SMAMDA menandatangani MO sehingga tahun mendatang kerjasama yang terjalin semakin erat.
Sementara Chris Barnes menambahkan, ingin melihat keterlaksanaan student exchange SMAMDA dengan sekolah partner, Lorne P-12 College, yang telah terjalin sejak 2009.
Bridge merupakan program kemitraan sekolah Australia-Indonesia yang didanai pemerintah Australia melalui Department Foreign Affairs and Trade (DFAT), Kedutaan Besar Australia di Jakarta dan dikelola oleh Asia Education Foundation (AEF).
BRIDGE mempertemukan sekolah-sekolah di Indonesia dan Australia dengan tujuan untuk mendukung pengembangan kesadaran lintas budaya, peningkatan kemampuan paedagogi, pengembangan TIK dalam pembelajaran khususnya bahasa asing dan pembelajaran kolaboratif.
Chris menilai SMAMDA berhasil melaksanakan program ini. Delapan tahun berselang hubungan baik SMAMDA dengan Lorne Collage terbina baik. Ia sangat mengapresiasi segala upaya yang dilakukan sekolah ini dan semua pihak yang mendukung dalam membina hubungan kemitraan sekolah lintas negara.
Komunikasi yang terjalin dan kegiatan kunjungan balasan antara SMAMDA dan Lorne P 12 College sangat aktif melalui pemanfaatan media dan teknologi sehingga memperlancar kegiatan kerjasama yang telah menjadi agenda rutin setiap tahunnya.
Kepala SMAMDA Astajab SPd MM mengungkapkan, setiap tahun ada70 siswa yang mendaftar program Bridge. Tapi kuotanya 10-12 siswa per sekolah. “Orang tua wali murid tidak keberatan menanggung tiket pergi pulang ke negara tujuan karena banyak pengalaman dan manfaat yang diterima setelah mengikuti pertukaran pelajar,” imbuhnya.
Dengan kunjungan konsul jenderal ini, dia berharap Bridge bisa mencari sekolah partner di Australia lagi sehingga minat siswa mengikuti student exchange kuotanya bertambah.
“Awal tahun 2018 yaitu pada 24 Februari hingga 5 Maret 2018, SMAMDA akan memberangkatkan 22 siswa dan tiga guru untuk kunjungan balasan ke Australia,” kata Astajab menerangkan.
Kunjungan dan studi banding dari luar negeri, sambung dia, membuka peluang besar SMAMDA untuk go international. Tahun mendatang SMAMDA berencana menambah sister school di Eropa dan Timur Tengah. (puspitorini)