PWMU.CO-Klaim sepihak Presiden Amerika Serikat (AS) terkait Jerusalem sebagai ibukota Israel memunculkan kecaman dari dunia internasional. Termasuk aktivis mahasiswa UMM (Universitas Muhammadiyah Malang).
“Semua presiden AS pasti mendukung Israel tapi Donald Trump sangat blak-blakan,” kata Kharisma Bima Sakti, ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional, Sabtu (16/12).
Pernyataannya itu disampaikan dalam dialog terbatas Pusat Studi Islam dan Filsafat (PSIF) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Diskusi ngrasani Trump ini dihadiri sejumlah aktivis dari organisasi ekstra kampus, penulis, influencer, juga aktivis muda Muhammadiyah lainnya.
“Saat mendeklarasikan dukungan itu Trump ingin dunia internasional tersedot perhatiannya kepadanya. Sepertinya AS hendak menyakiti Palestina langsung di titik tersakitnya,” ujar Kharisma.
Dia sebutkan, Palestina terletak di pusat Timur Tengah. Ketika AS berhasil menginjakkan kakinya di Palestina, otomatis negara-negara sekitar pastinya juga kalut dan terganggu. “AS ingin mengendalikan Timur Tengah lewat Israel,” ujarnya.
Indonesia, sambung dia, sepatutnya menentang keras klaim AS itu dan mengambil tindakan. Jangan kalah keras dengan negara-negara non muslim seperti Rusia, Cina bahkan Korea Utara yang menilai klaim itu semena-mena.
Ketua Bidang Kemasyarakatan Pimpinan Wilayah Aisyiyah Jawa Timur Hadiatul Hikmah turut mengomentari.
Menurut kader peraih beasiswa The Asia Foundation Hak Asasi Manusia (HAM) dan Syariah di Pasca Sarjana UMM ini, Palestina telah diakui kemerdekaannya oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan negara lainnya termasuk AS harus menghormati.
“Jika ditinjau dari dimensi HAM, konflik antara Israel-Palestina lebih kepada konflik kemanusiaan. Sementara, banyak orang yang menganggap konflik ini murni konflik antar agama. Karena terkadang masalah politik kerap dihubungkan sebatas pada isu keagamaan,” bebernya.
Kader Muhammadiyah, sambung dia, hendaknya memandang konflik Palestina-Israel dari banyak sisi bukan hanya isu agama sehingga cara pandangnya lebih utuh. “Jangan hanya responsif ikut demonstrasi setelah itu selesai,” katanya. (Ade Chandra Sutrisna)