PWMU.CO-Pelatihan penanggulangan bencana Kwarda Hizbul Wathan Banyuwangi di Dusun Bejong Desa Sumber Arum Kecamatan Songgon menguras energi, ketrampilan, dan kecerdasan peserta.
Kontributor PWMU.CO di Banyuwangi Yulia Febrianti mengikuti acara itu. Inilah laporan perjalanannya.
Acara yang digelar Senin-Selasa (18-19/12/2017) di kaki Gunung Raung itu sangat menantang. Setiap peserta dituntut mengeksplorasi kecerdasan dan ketrampilan menghadapi alam berbukit, berjurang, dan halangan sungai.
Berita terkait : Asah Kemampuan Survival Ikuti Diklat Penanggulangan Bencana di Gunung
Tantangan pertama, peserta diminta berkumpul di Dusun Dani dengan menggunakan kompas sebagai pemandu sampai di Pos 2. Kemampuan membaca peta, mengenali medan, dan melihat kompas sangat diperlukan untuk menemukan titik lokasi. Jika kemampuan kurang bisa tersesat.
Setelah semua berkumpul, tugas berikutnya berjalan menyusuri lembah, tebing, dan sungai. Perjalanan ini membutuhkan kekompakan dan saling dukung selain nyali dan fisik yang kuat. Jika nyali ciut sudah putus asa melewati kontur alam yang melelahkan ini.
Tiba di Pos Survival peserta diberi pengetahuan dan praktik cara mengatasi serangan pacet, makan bawang putih dan garam untuk menghangatkan tubuh serta menghadapi ular maupun hewan lainnya. Materi survival diberikan oleh Fuad Nirwantoro, kordinator lapangan.
Turun dari pos survival, jalur yang dilewati berupa tebing yang diberi nama Tebing Punggungan. Nama itu diberikan karena tebing itu memisahkan dua jalur sungai.
Peserta menggunakan webing yang disambung untuk dipakai sebagai tangga darurat. Cara ingin paling aman melintasi tebing itu.
Berikutnya menuju Pos PP. Pos ini latihan mengevakuasi korban. Lokasi berada di tebing. Peserta diajari cara membawa korban dari tebing menggunakan tandu darurat.
Di sini menuntut ketrampilan membuat tandu, menurunkan korban memakai tali, sesuai dengan kondisi alam yang dihadapi. (#)