PWMU.CO-Sebenarnya peta politik dunia masih dipegang oleh muslim, tapi tidak dikelola dengan baik. Akibatnya umat Islam kalah diplomasi dan perang.
Hal itu dikatakan wartawan senior Jawa Pos Rohman Budijanto dalam diskusi Refleksi Akhir Tahun: Dinamika Politik di Dunia Arab dan Implikasinya bagi Islam Indonesia di Aula Masjid AR Fachruddin UMM, Senin (18/12/2017).
“Kenapa sih Israel selalu menang dan menguasai dunia, karena pandai mengelola sumber daya manusia dan sumber daya alam yang dimiliki,” tutur Roy, panggilan akrabnya.
BACA JUGA: Konflik Dunia Arab, Percikan Panasnya Menjalar ke Indonesia maka Jangan Asal Demo
Menanggapi sikap kelompok Islam di Indonesia akhir-akhir ini, Roy mengatakan, simpati kepada Palestina boleh, tapi kita juga harus mampu mengelola dengan baik sumber daya manusia dan sumber daya alamnya.
“Supaya tidak dikuasai oleh kelompok tertentu saja. Dan ini jika memunculkan konflik dimanfaatkan oleh pihak luar Islam,” paparnya.
Dia mencontohkan di Indonesia yang kaya sumber alam dan manusia kenapa tidak bisa mengelola dengan baik dan benar. “Padahal jika dibandingkan dengan Israel yang areanya separo Pulau Jawa, tapi bisa menguasai berbagai negara termasuk Amerika Serikat dan selalu menang dan menguasai negara-negara Timur Tengah,” tandasnya.
“Yang bisa mengimbangi kekuatan Israel adalah Irak. Jenderal perangnya Israel terbunuh oleh tentara Irak,” ceritanya. Mungkin karena itu Irak dihancurkan lewat tangan AS.
Dia mengingatkan kembali menyikapi konflik Palestina-Israel harus menggunakan cara-cara yang baik dan memikirkan kelanjutan kemerdekaan Palestina.
“Intinya jangan hanya aksi demonstrasi. Pikirkan kemerdekaan dan kesejahteraan warga Palestina. Bukan aksi mengumpulkan massa, setelah itu selesai tidak ada kelanjutannya,” saran Roy yang juga Ketua Ombudsmen JP.
“Jadi kita pikirkan bagaimana cara menguasai Palestina dan Jerusalem dengan cara-cara yang baik dan elegan, karena Islam adalah rahmatan lil alamin. Jadi kepada siapapun Islam harus bersikap baik,” sambungnya.
Rohman juga menyampaikan solidaritas Islam harus dibangun oleh nilai-nilai yang terkandung dalam Islam, bukan solidaritas ras, suku atau kebangsaan.
“Atau nama lain solidaritas kemanusiaan, jadi siapapun yang ditindas dan mengalami penindasan harus kita bela, tidak memandang agamanya apa,” tandasnya. (Izzudin)