PWMU.CO – Apresiasi atas keberanian anak untuk khitan bisa dalam bentuk yang bermacam-macam. Kado, angpao, bahkan ada yang sewa pertunjukan seperti wayang dan musik.
Namun, siswa kelas 3 Umar Faruq Al Farizzi merayakan tasyakuran khitan dengan arakan becak dan marching band, Selasa (19/12/17).
Dihadiri seluruh siswa kelas 3 dan guru SD Muhammadiyah 1 Wringinanom Gresik, acara yang digelar di Desa Sumengko RT 18 RW 07 Kecamatan Wringinanom Gresik itu berjalan lancar. Faruq—panggilan akrabnya—diarak berkeliling desa naik becak.
Faruq adalah salah satu peserta khitan massal dari 8 siswa SDM 1 Wringinanom yang diadakan oleh Lazizmu GKB di Masjid Faqih Usman, Gresik, Ahad (17/12/17).
Suasana semakin meriah dan menarik perhatian para tetangga karena diiringi marching band Shoutun Nada SDM 1 Wringinanom. Pemain marching band adalah kakak kelas Faruq di sekolah, yaitu siswa kelas 4.
Acara dimulai pukul 07.30 dan berakhir di depan rumah Faruq pukul 08.50. Kemudian dilanjutkan dengan tilawah Alquran, sambutan dan mauidhotul hasanah dari Kepala SDM 1 Wringinanom Kholiq Idris SPd.
“Mas Faruq kemarin waktu dikhitan nangis atau tidak?” tanya Kholiq Idris di sela ceramahnya yang dijawab gelengan kepala oleh Faruq.
“Alhamdulillah kalau tidak menangis berarti besok dapat gadis kalau menikah! Karena ada yang mengatakan kalau khitan dan menangis maka besok menikah tidak akan dapat gadis. Makanya ketika saya kelas 2 SD dulu dikhitan, saya menahan betul agar tidak menangis. Terbukti kan ketika menikah dapat gadis. Hehehe …,” celetuk Idris yang disambut gemuruh tawa dari para undangan.
Menurut Idris, itu hanya mitos saja agar anaknya tidak takut untuk berkhitan. Karena hikmah dari khitan ini sangat besar dan menunjukkan bahwa agama Islam sangat peduli terhadap kebersihan.
“Saya berharap agar Mas Faruq setelah dikhitan, ibadahnya semakin rajin dan kewajiban lainnya juga dijalankan dengan kesadaran dari diri sendiri,” pesannya.
Selamat, Mas Faruq! (Kiki Cahya Muslimah/TS)