![](https://i0.wp.com/www.pwmu.co/wp-content/uploads/2017/12/IMG_20171227_160322_218-1024x541.jpg?resize=696%2C368&ssl=1)
PWMU.CO – Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (Kokam) diharapkan siap sedia jika sewaktu-waktu kiprahnya dibutuhkan negara.
“Kokam harus siap jika negara membutuhkan. Karena perbandingan jumlah TNI dengan jumlah rakyat Indonesia jauh dari kata ideal. Jumlah anggota TNI sekitar 500 ribu, sedangkan rakyat 250 juta.”
Pernyataan itu disampaikan Komandan Koramil 0817/02 Wringinanom Kapten Infantri Mohammad Zainudin SH saat menjadi pamateri pada ‘Diklat Kokam dan SAR: Kokam Bela Negara’ yang diselenggarakan Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah (PCPM) Wringinanom Gresik, (23-24/12/17).
Kegiatan yang digelar di SD Muhammadiyah Winginanom ini diikuti oleh 38 angkatan muda Muhammadiyah (AMM) dari Kecamatan Wringinanom dan Menganti, Kabupaten Gresik.
Kapten Zainuddin berpesan agar Kokam juga aktif berkiprah memberi pertolongan jika ada musibah bencana.
Sementara itu Bati Tuud Koramil 0817/02 Wringinanom Peltu Saefendi menyampaikan pentingnya pemuda meneguhkan komitmen terhadap 4 konsensus nasional yaitu, Bhinneka Tunggal Ika, UUD 45, Pancasila, dan NKRI. Dia juga memberikan materi PBB kepada peserta diklat untuk mendisiplinkan diri.
Dalam upacara pembukaan, bertindak sebagai komandan upacara adalah Any Susanto, anggota Kokam Wringinanom. Sedang sebagai inspektur upacara Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Gresik Ainul Muttaqin
Hadir pula Kepala Unit Pembinaan Masyarakat Polsek Wringinanom, Bakhrul Hadi untuk memberikan sambutan.
Ketua PCPM Wringinanom Heri Siswanto mengatakan, tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mencetak jiwa pemuda yang tangguh dan peka terhadap keadaan lingkungan sosial. Sehingga menjadi kader militan yang sanggup menjaga aset negara khususnya Muhammadiyah.
Sekretaris PDPM Gresik Al Muslimun, menjekaskan, Diklat ini untuk meningkatkan kualitas dan eksistensi AUM (amal usaha Muhammadiyah) melalui kegiatan Kokam.
Berbagai materi seperti PPGD (Penanganan Pertama Gawat Darurat) disampaikan Moh. Yahya S Kep Ns, Perawat Pelaksana Rumah Sakit Muhammadiyah Gresik BLS (basic life support).
Di akhir acara, para peserta diwajibkan mengunduli kepalanya sebagai simbol siap mengorbankan miliknya untuk membela negara.
“Awalnya malu karena digunduli dan sempat ditertawakan teman-teman lain tapi seru acaranya. Saya jadi mendapat banyak pengalaman baru selama libur kuliah,” ucap M. Rifki Rafiuddin salah AMM dari Wringinanom. (Kiki Cahya Muslimah)