RSM Lamongan yang menjadi bagian dari Tim Muhammadiyah dalam IHA saat misi kemanusiaan pada pengungsi Rohingya di Bangladesh.. (Dok/PWMU.CO)
PWMU.CO – Keberhasilan Rumah Sakit Muhammadiyah (RSM) Lamongan meraih Akreditasi Bintang 5 tidak membuatnya terlena sebagai Penolong Kesengsaraan Umum (PKU) yang menjadi visi misi seluruh amal usaha kesehatan Persyarikatan.
Salah satu poin akreditasi yang dinilai yaitu keberadaan Management Facility Security (MFS) atau Komite Kesiapsiagaan Bencana. Komite ini menjadi salah satu poin penting di RSM Lamongan karena beberapa kali mengemban misi kemanusiaan nasional bahkan ke tingkat dunia.
PWMU.CO berkesempatan mendengarkan paparan Kepala Unit Komite Kesehatan Bencana (KKB) RSMM Lamongan dr Corona Rintawan di ruang kerjanya, Kamis Kamis, (4/1/18).
Menurutnya, Muhammadiyah telah diakui core competence-nya di bidang kesehatan, khususnya sebagai Penolong Kesengsaraan Umum.
“Pada misi kemanusiaan internasional terakhir di Bangladesh yang berakhir pada 17 November 2017, tim Muhammadiyah ditunjuk sebagai Ketua Tim Kesehatan dalam Indonesia Humanitarian Alliance (IHA),” jelasnya.
Ia menambahkan, sebagai aliansi yang terdiri dari 11 Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Muslim asal Indonesia, IHA mengemban misi kemanusiaan.
“Bahkan ini juga termasuk amanah donasi warga Muhammadiyah yang mencapai Rp 20 miliar, terbesar di antara pengumpulan dana LSM, termasuk lebih besar daripada donasi pemerintah,” ungkapnya.
Selain Ketua Tim Kesehatan IHA dr Corona Rintawan, turut hadir pula dr Zuhdiyah Nihayati, Suprayetno, dan Agus Priyanto Shodikin. Dalam misi di Bangladesh, tim RSM Lamongan bersama tim RSM dan LSM lainnya menjalankan layanan kesehatan, nutrisi, dan bantuan pada tim media lokal.
Corona juga menjelaskan bahwa tim kesehatan IHA di bawah koordinasi paramedis Muhammadiyah bertugas di Kamp Jamtholi Ukhya, Bangladesh yang dihuni 32 ribu pengungsi dari Rohingya Myanmar.
“Semangat PKU sudah menjadi ruh dan tradisi sejak 1917, yaitu pada peristiwa erupsi gunung Kelud,” imbuh Koordinator Kesehatan IHA yang juga aktif di Komite Kesiapsiagaan Bencana PP Muhammadiyah tersebut.
Dokumentasi peran Muhammadiyah pada bencana letusan gunung Kelud di Kediri juga diakui oleh pakar kesehatan bencana Prof Dr dr Aryono Pusponegoro Sp B. Misi tersebut menurutnya, sebagai satu-satunya misi ormas yang membantu pemerintah kolonial Belanda menolong korban erupsi gunung Kelud.
Kepada PWMU.CO, pihak RSML mengaku dalam waktu dekat, KKB RSML akan menghadirkan lembaga international di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa yaitu World Health Organizations (WHO) untuk mengakreditasi komite ini.
Go International Professionally tanpa melupakan asbaabul wujudnya sebagai “Penolong Kesengsaraan Umum” merupakan keniscayaan bagi seluruh amal usaha kesehatan. RSML mabruk bersama RSM di seluruh Indonesia.
Keep spirit! (Prima Mari Kristanto/AK)