PWMU.CO – Tidak semua perkaderan Muhammadiyah dan organisasi otonom (Ortom) harus dilakukan secara formal dan struktural. Bisa juga perkaderan dikemas dalam bentuk informal dan kultural.
Hal itu disampaikan oleh Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Nadjib Hamid MSi dalam Workshop Model Perkaderan Keluarga Muhammadiyah yang dihelat oleh Majelis Pendidik Kader Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM)-Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jatim di Auditorium Nyai Walida SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo, Sabtu (6/1/18).
”Perkaderan informal dan kultural tidak kalah penting dan efektif untuk merawat keluarga kader Persyarikatan Muhammadiyah,” ujarnya di hadapan ratusan peserta perwakilan Muhammadiyah-Aisyiyah se-Jatim.
Nadjib lalu menjelaskan, workshop model perkaderan keluarga ini ada karena kegelisahan melihat banyak anak tokoh Persyarikatan yang awam dengan Muhammadiyah. Sebaliknya tak sedikit kader yang secara biologis bukan lahir dari keluarga pimpinan Persyarikatan.
”Seperti yang kita ketahui bahwa tidak semua anak tokoh mengikuti jejak orang tuanya. Sementara tidak sedikit kader yang lahir dari keluarga bukan tokoh,” ungkapnya.
Oleh karena itu, katanya, adalah satu kewajiban bagi kita sebagai pimpinan Persyarikatan untuk terus merawat dan menjaga kelangsungan keluarga kader ideologis Muhammadiyah.
”Perlu ikhtiar jamai untuk menjaga dan merawat keluarga kader dengan harapan anak-anak keluarga kader tumbuh sebagai generasi pelangsung dan penyempurna gerakan dakwah Muhammadiyah di kemudian hari,” terangnya.
Tapi, Nadjib mengingatkan, semua itu dalam implementasinya tidaklah semudah membalikan tangan. Sebab, Nabi Nuh saja tidak berhasil. Begitu pula Nabi Luth. ”Yang penting sudah ada kita ikhtiarkan karena sifatnya mutlak,” tegasnya. (Aan)