PWMU.CO-Jam 09.15 WIB. Di sekolah itu terdengar suara dari speaker. ”It’s time to have break. Alwaqtu lirraahah.” Suara itu tanda waktu istirahat belajar di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah 1 Kota Probolinggo. Maka seluruh siswa bergegas keluar kelas. Ada yang bermain, ke toilet, atau ke kelas lain menemui teman.
Pemandangan menarik terjadi di kantin sekolah Amanah. Ada barisan antrean mengular panjang. Murid lelaki maupun perempuan berderet hingga keluar di halaman. Mereka sabar dan tertib menunggu giliran. Tidak mengenal besar dan kecil, siapa datang terlebih dahulu berada di barisan depan.
Tampak tertib. Tidak ada seorang berebut atau menyerobot barisan. Tapak demi setapak mereka melangkahkan kakinya. Untuk apa mereka antre demikian panjang di kantin? Membeli kue, makanan, dan minuman.
Moh. Alvin Syahrin, petugas kantin, antrean seperti ini terbiasa dan sudah menjadi budaya seluruh siswa di madrasah ini. ”Yang baru datang, pasti mereka mengambil barisan paling belakang, begitu seterusnya,” katanya.
Sesuai dengan namanya Kantin Amanah dikelola swalayan. Siswa membeli dan mengambil barang sesuai pilihannya. Memasukkan uang sesuai harganya di kotak. Jika uangnya besar bisa mengambil kembaliannya sendiri. ”Kami hanya memantau dan melayani pengembalian untuk anak kelas satu yang belum lancar berhitung,” tutur Alvin. (Hnf)