PWMU.CO – Kepala sekolah yang baik bukan yang hanya bisa menyiapkan sekolahnya menghadapi akreditasi. Tetapi yang terpenting adalah bagaimana mengajak siswa untuk mengaplikasikan langsung ilmunya dalam kehidupan.
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur Dr HM Saad Ibrahim menyampaikan hal itu dalam Pendidikan Khusus Kepala Sekolah (Diksuspala) Muhammadiyah Jatim, di Trawas, Mojokerto, (22/1/18).
Menurut dosen UIN Maulana Malik Ibrahim Malang itu, kepala sekolah harus bisa membangun lima norma di lingkungan sekolahnya, yaitu norma Islam, sains, organisasi, cinta tanah air (keindonesiaan), dan norma global (relasi internasional).
Di hadapan 130 kepala sekolah dan calon kepala sekolah Muhammadiyah, Saad menyampaikan bahwa seorang pemimpin harus memiliki global thinking dan global moving dalam menghadapi abad ke-21.
Dan itu, menurutnya, adalah salah satu norma yang harus dibangun oleh sekolah Muhammadiyah.
Saad menyebut beberapa contoh tokoh global yang pernah bersekolah di Indonesia, seperti mantan Presiden RI BJ Habibie, mantan Prrsiden Amerika Serikat Obama, dan Imam Shamsi Ali—Presiden of Nusantara Foundation New York.
“Ternyata, keberhasilan mereka diawali dengan belajar di sekolah di Indonesia,” ujarnya.
Menurut Saad, kepala sekolah yang berpikir global adalah yang bisa menciptakan tokoh kaliber internasional.
“Sudah waktunya kepala sekolah kita memberi beasiswa kepada siswa-siswa asing dari negara besar seperti Jepang atau Australia.
“Beri mereka uang saku dan penuhi kebutuhannya,” pesan Saad sedikit bergurau tentang pentingnya sekolah Muhammadiyah menciptakan pemimpin global.
Maka, ujarnya, seorang kepala sekolah harus menyiapkan langkah-langkah dalam merumuskan sekolah Muhammadiyah yang berorientasi global.
“Siapa yang tahu akan menempuh jarak jauh maka akan disiapkan perbekalannya,” ucapnya menyitir sebuah pepatah. (Sonya)