PWMU.CO-“Saya tidak akan pernah tahu rasanya menanam padi kalau tidak ikut kegiatan ini,” ujar Galuh, siswa kelas XI MIPA 1 SMA Muhammadiyah 2 (SMAMDA) Surabaya. Hari itu dia bersama teman-temannya menanam padi di sawah milik Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Malang.
Mereka menanam padi dengan arahan pemandu. Meskipun bergelut dengan lumpur para siswa itu tampak asyik saja. Sepertinya mudah menancapkan semai padi di lumpur sesuai garis lurus tali. Hasilnya lumayanlah untuk petani baru belajar. ”Asyiiiikkkkk…….tiga bulan lagi kita panen,” teriak murid-murid itu selesai menanam padi.
Baca juga: Atlet Anggar SMAMDA Raih Medali Perak di Kejuaraan Brunei Terbuka
Setelah itu mereka meluruskan punggungnya yang capai karena harus membungkuk selama menanam. Namun kembali pecah suasana dengan tawa manakala ada teman yang berkomentar lucu mengenai kegiatan mereka hari itu.
Itulah suasana Outdoor Class Activity (OCA) yang semester ini diadakan di Malang dan Batu. OCA merupakan kegiatan pembelajaran luar kelas yang rutin setiap tahun diselenggarakan. Kegiatan ini sangat digemari murid-murid sebagai variasi belajar di kelas.
Wakasek bidang kurikulum Syuhada Ishak Abilio Gomes SPi MpdI menjelaskan, kegiatan kali ini untuk melatih life skill siswa. ”Mereka langsung terjun ke masyarakat dan belajar dari alam. Selain itu juga memberikan waktu siswa untuk membuat vlog terkait dengan tugas yang diberikan,” kata Syuhada, Selasa (23/1/2018).
Dia menjelaskan, kegiatan ini bertajuk Back to nature, take and give knowledge to people in Coban Talun Village. Digelar dua hari, Jumat- Sabtu (19-20/ 01/2018). Para siswa bermalam di rumah penduduk.
Hari pertama siswa berkunjung ke Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Malang. Siswa yang dibagi menjadi kelompok-kelompok mempelajari budi daya jamur, pasca panen buah dan sayur, pembuatan kompos, hidroponik, dan menanam padi di sawah. Acara menananm padi di sawah itulah yang paling seru berlepotan lumpur.
Setelah dari BPTP seluruh siswa menuju Desa Coban Talun Kota Batu. Kala itu hujan cukup deras tetapi tidak menghambat antusiasme siswa. Mereka dibagi menjadi 22 kelompok besar. Untuk mencari penginapan, siswa berkomunikasi dengan penduduk setempat, meskipun sebenarnya sudah disiapkan panitia. Sebelum tidur, siswa masih harus mendiskusikan hasil yang mereka dapat di BPTP.
Di hari kedua, keseruan dilanjutkan dengan mengunjungi pertanian jamur, perkebunan sayur dan pemerahan susu sapi. Rasa ingin tahu yang besar dari siswa SMAMDA sempat membuat kewalahan pemandu di Coban Talun.
Selain belajar dari alam dan menerima ilmu dari penduduk, siswa SMAMDA juga menyalurkan ilmu kepada warga setempat. Mereka memberikan pelatihan membuat karya seni daur ulang dari botol bekas dan fiberglass untuk anak-anak panti asuhan Aisyiyah Karang Ploso dan warga sekitar.
Untuk meningkatkan kepedulian terhadap sesama, siswa-siswi per kelompok memberi bingkisan untuk anak-anak panti. SMAMDA juga memberikan bantuan kepada Masjid Riyadhus Sholihin Coban Talun berupa peralatan shalat, bak sampah, dan almari tempat mukenah.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada SMAMDA, kegiatan ini sangat bermanfaat bagi warga sekitar yang membutuhkan, semoga kegiatan seperti ini dilanjutkan dan terus ditingkatkan,” warga setempat. (Puspitorini)