PWMU.CO – Ghirah ber-Muhammadiyah warga Brondong tak perlu diragukan lagi. Hal ini dibuktikan dengan antusiasme kader dan warga Persyarikatan dalam meramaikan kegiatan Milad 108 Tahun dan Tasyakuran Gedung Dakwah Muhammadiyah (GDM) Pimpinan Cabang Muhammadiyah Brondong, Lamongan (21/1/18).
Pasalnya, semula panitia memperkirakan peserta yang hadir sekitar 600-700 orang, tapi ternyata lebih dari 1000 peserta yang hadir, terdiri dari PCM se-Kabupaten Lamongan, Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM), Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA), organisasi otonom (Ortom), dan guru Muhammadiyah se-Brondong.
Mereka berbondong-bondong memenuhi Aula GDM Brondong. Bahkan membeludaknya peserta membuat sekitar 200 peserta harus duduk di luar gedung.
Ketua PCM Brondong Drs Mat Iskan dalam pidatonya menyampaikan rasa syukur dan terima kasihnya. Dia mengaku bahwa membeludaknya peserta adalah bukti kebersamaan dan sinergitas untuk mewujudkan cita-cita.
Selain itu, dia menyatakan bahwa tasyakuran ini merupakan bentuk “pelunasan” karena selama ini PCM “berutang” kepada seluruh kader Muhammadiyah Brondong untuk pembangunan GDM.
“Ketika Bapak-Ibu hadir di sini, tentu tidak rela jika GDM hanya seperti ini. Maka insyaallah utang itu akan kami bayar lunas di akhir tahun 2018,” ucapnya percaya diri.
Kepada PWMU.CO, Kamis (25/1/18), Mat Iskan menjelaskan bahwa PCM Brondong membangun GDM secara mandiri dengan mengedepankan kekuatan kader Persyarikatan. “Pembangunan lantai 2 yang berlangsung selama Februari 2017 hingga Januari 2018 dan menghabiskan biaya kurang lebih Rp 1 Milyar tersebut baru mendapat bantuan Rp 150 juta dari Gubernur Jatim,” ungkapnya.
Ini semua, tambahnya, berkat kemauan sungguh-sungguh dari pimpinan dan jamaah. Ditambah dengan adanya keterbukaan, evaluasi dan monitoring.
Sementara itu Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan Abdul Hakam Mubarok Lc MPd. memuji pembangunan GDM Brondong yang belum sepenuhnya sempurna itu.
“Belum jadi saja sudah seperti ini. Apalagi nanti kalau sudah jadi,” tutur Pengasuh Ponpes Karangasem Paciran yang akrab disapa Barok itu.
Selain itu Barok berbicara esensi Milad yakni tentang kebermanfaatan. Bahwa Muhammadiyah bisa tetap eksis di usianya yang lebih dari satu abad karena mampu memberi manfaat tidak hanya masyarakat Indonesia tapi juga dunia.
“Khairul jam’iyyah anfa’uhum linnas. Sebaik-baiknya organisasi adalah yang bermanfaat bagi masyarakat,” ucapnya
Acara Milad dan Tasyakuran diakhiri dengan penanaman pohon oleh Drs Hajriyanto Y. Thohari MA serta ditutup dengan makan bersama seluruh panitia dan peserta.
Panitia telah menyembelih tiga ekor kambing yang disiapkan khusus untuk acara tasyakuran ini. (Nely Izzatul Maimanah)