PWMU.CO – Tidak mengeramatkan makam, adalah poin penting yang disampaikan Achmad Nazarudin SPdI dalam Napak Tilas Sejarah Muhammadiyah, Kamis (25/1/18).
Selepas shalat Subuh berjamaah, siswa-siswi SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik berziarah ke makam KH Ahmad Dahlan di Karangkajen, Yogyakarta. Jarak yang dekat antara Hotel Olympic, tempat menginap mereka, dengan makam memungkinkan rombongan Studi Wisata Kelas 6 SDMM ini menempuh ziarah itu dengan berjalan kaki.
Salah satu tujuan ziarah ini adalah untuk melihat secara langsung bagaimana seharusnya makam yang islami. Jauh dari bangunan yang megah. Sederhana sesuai dengan anjuran Rasulullah Saw.
“Kita mengajarkan bagaimana adab dan sikap ketika berziarah makam, mulai dari mengucap salam, melepas alas kaki, tidak melompati makam, dan tidak duduk di batu nisan,” tutur Ustadz Nazar, panggilan akrab Achmad Nazarudin.
Dalam kesempatan itu, Ustadz Nazar juga mengingatkan tidak meminta sesuatu pada orang yang sudah meninggal, sekali pun itu pendiri Muhammadiyah.
Selain ziarah makam, siswa SDMM juga mengunjungi masjid tua yang dibangun sejak tahun 1786 M.
Yusuf Hajiri, Anggota Masjid Jami’ Karangkajen mengungkapkan masjid ini sudah beberapa kali di renovasi sejak gempa Yogyakarta.
“Masjid ini sering dikunjungi karena berdekatan dengan makam KH Ahmad Dahlan. Dalam pengurusan makam, kami serahkan kepada paguyuban RW Desa Karangkajen Jogja,” ujarnya.
Salah satu siswa SDMM, Aiman Aulia Sambas, penasaran mengapa ada bendera merah putih tepat di area makam KH Ahmad Dahlan.
Pak Hijri langsung menjawab, “Karena KH Ahmad Dahlan adalah salah satu Pahlawan Nasional Republik Indonesia.” (Zaki Abdul Wahid/TS)