PWMU.CO-Keberadaan SD Muhammadiyah 4 Meruyung Depok menarik perhatian guru dan karyawan SD Muhammadiyah 24 Ketintang Surabaya yang berkunjung ke sana, Kamis (25/1/2018). Sekolah itu diapit oleh dua SD Negeri di sisi kanan dan beberapa sekolah besar di sisi kiri tetap saja mendapatkan murid sangat besar 700 lebih siswa.
”Jumlah 700 lebih siswa merupakan jumlah terbanyak di Kecamatan Limo tempat sekolah itu berada. Berarti sekolah ini penerimaan siswa baru mengalahkan sekolah di sekitarnya yang milik pemerintah, “ ujar Achmad Zainuri Arif, guru SD Muhammadiyah 24 menyatakan penilaiannya saat dihubungi Senin (29/1/2018).
Baca Juga: Sejumlah Kejutan saat Berkunjung ke SD Muhammadiyah Meruyung
Prestasinya pun mengungguli sekolah-sekolah lainnya. Salah satunya sekolah ini berhasil menjadi tuan rumah event internasional robotik yang pertama kalinya di Kota Depok. Karena acara itu, Pemkot Depok tertarik untuk menjadikan Kota Depok sebagai kota robotik.
Kesan inspiratif lainnya, menurut Arik, panggilan Achmad Zainuri Arif, meski sekolah ini sudah besar dan jumlah siswanya banyak tapi biaya SPP setiap bulan hanya Rp 200 ribu. ”Ini tentu berbeda dengan sekolah-sekolah besar lain yang SPP pasti di atas Rp 500 ribu,” katanya.
Kesan positif lainnya juga disampaikan oleh Ir. Luqman, perwakilan PCM Wonokromo yang ikut mendampingi rombongan guru SD Muhammadiyah 24. Dia menuturkan, tidak perlu terlalu banyak berkeliling melihat bagaimana sekolah ini dikelola. ”Saya sudah dapat melihatnya dari bagaimana sekolah ini memperlakukan tamu yang datang dengan sambutan istimewa, seperti sambutan yang dilakukan saat kami datang. Padahal kita ini belum saling kenal sebelumnya, tapi sudah luar biasa,” tuturnya.
Lainnya dilihat dari kerapian sepatu siswa-siswa di rak. Semuanya ada di rak dan menghadap ke dalam. Kalau hal kecil seperti ini saja sudah sangat bagus, tentu hal yang lebih besar juga dapat dikelola dengan bagus.
Kepala SD Muhammadiya 4 Meruyung Muhtadin Tyas menjelaskan, pihaknya melakukan sesuatu yang tidak dilakukan oleh orang lain. ”Kami harus membuat sesuatu yang berbeda dari yang lain. Dan harus berani melakukan perubahan-perubahan ekstrem meski mungkin menimbulkan pro dan kontra, tapi harus tetap jalan,” tuturnya.
Melihat kondisi demikian, Arik mengatakan, keberadaan SD Muhammadiyah 24 Ketintang yang kecil bukanlah menjadi penghalang untuk maju. Asal memiliki keunggulan manajemen dan proses belajar mengajar. Dia berharap sekolah mungil itu usai studi banding langsung bergerak cepat membenahi kekurangannya. (Aza)