PWMU.CO – Hidup manusia ternyata banyak dihabiskan di dua tempat, yaitu di rumah dan tempat kerja. Oleh karena itu, semua aktivitas di kedua tempat itu harus dilandasi ibadah.
“Kalau umur habis (di dua tempat itu) tanpa ibadah, maka penyesalan sampai akhirat yang akan didapatkan,” kata Drs Imam Syaukani MA dalam Pengajian Ahad Pagi di Masjid At Taqwa Wisma Sidojangkung Indah, Menganti, Gresik (4/2/18).
Pengasuh Pesantren Manaarul Islam Kupang Praupan Surabaya itu memberikan empat amalan yang harus banyak dilakukan di rumah, agar hidup penuh berkah.
Pertama, menegakkan shalat sunah di rumah. “Misalnya shalat Dhuha, meskipun hanya dua rakaat. Atau shalat tahajud. Jika tidak bisa bangun malam, maka sebelum tidur lakukan shalat Witir,” pesannya.
Menurut pria kelahiran Lamongan 13 Juni 1966 itu, rumah yang banyak diisi dengan shalat sunah akan diberkahi. “Rasanya nyaman berada di rumah,” ucapnya.
Sambil bergurau, Imam—panggilannya akrabnya—mengingatkan agar jamaah hati-hati jika ada anggota keluarga yang tidak betah di rumah. “Ibu-ibu, hati-hati ya jika bapaknya gak kerasan di rumah,” ujarnya disambut tawa hadirin.
Pria yang sedang menempuh pendidikan S3 di UMM itu menegaskan, bahwa yang dimaksud shalat di rumah adalah shalat sunah. “Untuk yang fardhu, dilakukan berjamaah di masjid. Nanti shalat rawatibnya bisa di rumah,” tutur dia sambil mengutip hadits Sunan Abu Daud No 879. yang berisi ajakan Nabi Saw untuk mengerjakan shalat sunah di rumah dan dan tidak menjadikan rumah sebagai kuburan.
“Jika tak ditegakkan shalat sunah di dalam rumah, maka akan seperti kuburan, gelap tanpa cahaya sehingga tidak nyaman dihuni,” jelasnya.
Kedua, jadikan rumah sebagai tempat pelaksanaan infak dan sedekah. Imam memberi contoh bahwa memberi uang belanja pada istri itu adalah bagian dari infak, sesuatu yang wajib bagi suami. “Selama ini sudah dilakukan. Tinggal diniatkan bahwa itu bagian dari infak. Tapi gak usah disebut keras-keras,” katanya disambut tawa jamaah.
Selain berinfak, di rumah juga harus banyak dilakukan sedekah. Menurutnya, sedekah bisa berupa materi dan non-materi. “Tapi keduanya sifatnya sunah. Seperti memberi senyum,” kata Imam memberi contoh.
Sambil menguti surat Saba ayat 39, Ketua Korp Mubaligh Muhammadiyah (KMM) Surabaya itu menekankan bahwa harta yang diinfakkan akan diganti oleh Allah.
“Jadi kalau bapak-bapak ini kasih belanja yang banyak pada istrinya, pasti akan diganti Allah,” ujarnya sambil mengingatkan bahwa manajemen keuangan istri tidak boleh seperti pedaringan (tempat beras zaman dulu) yang bocor. Seberapa pun diisi akan hilang. Maksudnya istri tidak boleh boros.
Ketiga, merujuk pada hadits dalam Shahih Muslim 4758, Imam mengajak jamaah untuk banyak menyebut nama Allah ketika masuk rumah dan saat makan.
Dengan amalan itu, maka setan akan hengkang dari rumah. “Kalau saat adzan Subuh baru bangun, kemungkinan dia tidur ditemani setan, sehingga malas bangun malam untuk tahajud,” ujarnya. “Berarti banyak setan di rumah.”
Keempat, rumah harus banyak digunakan untuk berdzikir dan berdoa. Mengutip hadits Shahih Bukhari No 2881 dan Musnad Ahmad No 1085, Imam mengajak jamaah untuk banyak berdzikir di rumah dengan membaca takbir (Allahu Akbar) 34 kali, tahmid (Alhamdulillah) 33 kali, dan tasbih (Subhanallah) 33 kali.
Selamat mengamalkan! Insyaalah kerasan di rumah! (Nurfatoni)