PWMU.CO – Menteri Pendidikan Kebudayaan Muhadjir Effendy menegaskan, Kurikulum 2013 (K13) tidak akan diganti. Yang dilakukan adalah melakukan penyempurnaan karena pada dasarnya K13 baru selesai 60 persen.
Hal itu disampaikan saat dialog dengan demonstran di Hotel Trunojoyo Sampang, Madura, Senin (12/2)
Sekitar 40 demonstran gabungan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Aliansi Guru Sukwan Sampang menggelar demo di depan Hotel Trunojoyo pada saat Mendikbud memberi pengarahan kepada 500 kepala sekolah se-Sampang.
Sempat bersitegang antara demontran dengan polisi yang menganggap demo itu liar karena tanpa pemberitahuan ke kepolisian. Setelah mendengar ada demo itu Mendikbud bersedia dialog dengan demonstran. Dia didampingi Bupati Sampang Fadilah Budiono, Kapolres dan Komandan Kodim Sampang.
Pada awalnya dialog dalam tensi tinggi dan panas. Para wakil demonstran menyampaikan pendapatnya dengan nada keras. Setiap kali menuntut Mendikbud mundur.
Suasana berangsur adem ketika Mendikbud menjelaskan semua yang dimasalahkan demonstran.
Misalnya tudingan demonstran bahwa program Pendidikan Penguatan Karakter (PPK) Mendikbud akan mematikan madrasah diniyah. Muhadjir menjelaskan dengan jlentreh. “Tunjukkan kepada saya Madin mana yang mati karena PPK ,” katanya.
Tentang gugatan bahwa dia akan mengganti K13, Muhadjir menegaskan itu tidak benar. K13 itu baru 60 persen. Sehingga mustahil diganti. Yang benar K13 akan terus disempurnakan. Diharapkan tuntas tahun 2020.
Dia mengingatkan, sebenarnya perubahan kurikulum itu suatu yang biasa untuk mengadaptasi dengan tuntutan dan perubahan jaman.
Penjelasan Mendimbud yang disampaikan dengan santun dan argumentatif membuat demonstran tenang dan lega. Dialog diakhiri dengan semua demonstran bersalaman dengan Mendikbud. (AH)