PWMU.CO – Kemajuan teknologi dan perubahan zaman adalah salah satu tantangan kehidupan keluarga masa kini. Termasuk yang dihadapi oleh keluarga berkemajuan, keluarga para aktivis dakwah persyarikatan.
Mengawali tausiyahnya pada Rapat Periodik Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Gresik di Driyorejo, Ahad (11/2/18), Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Timur Hj Rukmini menyampaikan kegelisahan terhadap beberapa fenomena yang terjadi pada aktivis Persyarikatan Muhammadiyah, dalam hal ini Aisyiyah.
“Kita itu berjuang di Asiyiyah jangan sampai meninggalkan keluarga, bagaimana suami dan anak-anak kita juga ikut tertata,” tuturnya.
Koordinator Bidang Majelis Tabligh dan Kader PWA Jawa Timur itu melanjutkan, faktanya banyak ibu yang aktif di Aisyiyah tapi anaknya tidak kenal Aisyiyah sedikit pun. “Ini kan tidak baik, proses perkaderannya tidak berjalan,” tegasnya.
Lebih lanjut, Rukmini menceritakan pengalaman Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Nadjib Hamid saat bertamu ke salah satu rumah aktivis.
“Saat menyuguhkan minum, anak aktivis itu tidak berjilbab. Hal ini menggelitik beliau untuk menguatkan perkaderan keluarga aktivis, salah satunya mengadakan family gathering beberapa waktu lalu,” cerita Rukmini di depan Pimpinan Cabang dan Pimpinan Daerah Aisyiyah yang mengikuti rapat periodik.
Ini pun, lanjutnya, jadi pikiran kami di Majelis Kader. “Kita juga akan melakukan hal yang sama, menguatkan perkaderan keluarga Aisyiyah,” tambahnya.
Menurutnya, poblem keluarga kontemporer ini menjadi momok aktivis Aisyiyah. Banyak anak dan suami enggan diajak bergerak bersama.
“Misalnya saat diajak pengajian, tidak sedikit anak yang memilih di rumah saja. Atau saat diajak keluar bersama keluarga, anak lebih memilih jalan bersama teman,” paparnya memberi contoh.
Fungsi keluarga harusnya jadi hal yang berharga, tiang utama mewujudkan keluarga sakinah, dan motor penggerak Persyarikatan.
“Maka kita harus mengatur strategi untuk menjawab tantangan tersebut, salah satunya dengan melakukan gerakan dakwah berjamaah,” jelasnya memberi arahan.
Ia juga menyarankan agar tidka melakukan dakwah sendiri. Strategikan dengan baik untuk melibatkan orang lain. “Konseling teman sebaya itu juga diperlukan anak, biasanya dengan cara ini anak akan lebih mudah digerakkan,” tegas Rukmini sambil memberikan gambaran fungsi pengasuhan pondok sebagai salah satu alternatif.
“Tapi kalau anak tidak mau mondok, ya jangan dipaksa, akibatnya bisa fatal,” imbuhnya berkelakar.
Rukmini juga mengingatkan warga Aisyiyah tentang sakinahnya keluarga. “Sakinah itu anugrah, pemberian kepada orang-orang yang beriman tentunya,” jelas Rukmini dengan serius.
Selain itu, ia juga menekankan, dalam keluarga berkemajuan harus tercipta suasana agamis, terpenuhi aspek pendidikan, lingkungan yang terawat, sumber ekonomi halal dan stabil, serta sehat yang meliputi jasmani-rohani, sosial, dan spiritual.
“Hukumnya wajib agar sakinah itu hadir. Kalau sudah sakinah, perkaderan keluarga bisa dijalankan. Insyaallah lebih mudah,” harapnya bersungguh-sungguh. (Agustine)