PWMU.CO – Menanggapi sejumlah keraguan terhadap Fakultas Kedokteran (FK) yang jumlahnya sudah mencapai 75, Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya, Dr dr Sukadiono MSi, menjawab dengan membeberkan sejumlah keunggulan FK Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM)
Kepada pwmu.co, Sabtu (23/4), Suko, panggilan karibnya, menyatakan bahwa FK PTM siap menjaga mutu lulusannya. “Insyaallah FK PTM yang sudah meluluskan dokter selama ini, hasil Uji Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI)-nya rata-rata di atas 70 persen. Bahkan FK UMY dan UMM bisa sampai 87 persen, melebihi beberapa FK PTN,” katanya. Memang, kata Suko, masih banyak FK Peguruan Tinggi Swasta (PTS) lain yang hasil UKDI-nya banyak yang di bawah 50 persen, bahkan ada hanya 15 persen.
(Baca: UMSurabaya Launching Fakultas Kedokteran dan UM Surabaya Resmi Kantongi Izin Fakultas Kedokteran)
Kritik atas banyaknya FK dikemukakan, di antaranya, oleh Dirjen Dikti 1999-2007, Satryo Soemantri Brodjonegoro. Dalam tulisannya di Kompas (22/4/16), Satryo meminta tidak ada lagi pembukaan FK baru. Bahkan, Wakil Ketua II Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) ini meminta FK yang sudah ada sekarang ini perlu dievaluasi ulang keberadaannya, dan apabila perlu sebagian besar ditutup.
Satrio beralasan bahwa75 FK memiliki kesenjangan mutu yang sangat besar. Sebagian besar masih terakreditasi C. Sebagian besar masih mengalami kesulitan dalam UKDI. Dan bahkan sebagian besar yang mengulang ujian (retaker) sudah mengulang berulang kali dan tetap tidak lulus.
Terhadap keraguan itu, Suko, menjelaskan bahwa FK PTM sangat solid dan siap saling men-support antar FK satu dengan lainnya. “Kami sudah punya wadah APKKM (Aasosiasi Pendidikan Kedokteran dan Kesehatan Muhammadiyah), yang selalu bertemu secara kontinu untuk membahas kualitas pembelajaran dan lulusan di FK PTM,” jelasnya.
Menurut Suko, inilah salah satu keunggulan FK PTM dibanding FK PTS yang lain. Bahkan beberapa FK Perguruan Tinggi Negeri (PTN) mengundang FK PTM untuk sharing terkait dengan hasil UKDI FK PTM yang rata-ratanya baik itu. Selain itu, menurut pria berkaca mata ini, ada kewajiban dalam APKKM bahwa FK PTM yang senior harus membimbing FK PTM yang baru, seperti FK UMSurabaya,” katanya.
Keunggulan lain FK PTM yang tidak banyak dimiliki FK PT lainnya, yaitu berkaitan dengan tempat praktik mahasiswa FK. Suko menjelaskan bahwa lahan praktik FK PTM sangat luas cakupannya. “Di samping bekerjasama dengan beberapa RSUD sabagai RS Pendidikan Utama, kami juga menggunakan RS Muhammadiyah dan Aisyiyah, yang jumlahnya hampir 200 sebagai RS afiliasi dan RS satelit,” katanya. “Rumah sakit itu tersebar di seluruh Iindonesia. Di Jawa Timur saja, ada 29 RSM atau RSA. Mulai kelas D sampai kelas B.”
(Baca: Setelah UMM dan UMSurabaya, Umsida Juga Sedang Rintis Fakultas Kedokteran)
Di Jatim ada dua PTM yang membuka FK, yakni FK Universita Muhammadiyah Malang (UMM) dan FK Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya. FK UMSurabaya sendiri menggunakan Rumah Sakit Siti Khodijah Sepanjang Sidoarjo, yang merupakan RS milik Muhammadiyah, sebagai RS Pendidikan Utama “Bandingkan dengan FK PTS lain, yang kebanyakan masih bekerjasama dengan RSUD alias belum memiliki RS sendiri,” jelasnya.
Selain dua FK PTM Jatim tersebut, Muhammadiyah juga memiliki delapan PTM yang memiliki FK, yaitu Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) dan Universitas Muhammadiyah Palembang yang di Sumatera. Juga Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Universitas Muhammadiyah Semarang, Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), serta Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh) (MN)