PWMU.CO – Salah satu solusi ketahanan pangan untuk daerah perkotaan adalah dengan hidroponik. Saat ini, pembudidayaan tanaman yang menekankan pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman ini semakin ramai dibicarakan.
Melihat pentingnya hal tersebut, mahasiswa dan laboran Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) melakukan sosialisasi yang dikemas dalam acara Argo Culture Fair tahun ke-2 dengan tema “Keamanan Pangan dan Hidroponik”.
Kegiatan ini digelar di Kampus 2 Umsida, Jalan Raya Gelam 250 Candi Sidoarjo, Kamis (22/2/18).
Hidroponik tidak membutuhkan lahan yang luas, bahkan tidak membutuhkan tanah sehingga cocok untuk diimplementasikan di daerah perkotaan agar lebih hijau dan mengurangi polusi.
Dekan Faperta Muhammad Abror menjelaskan, hidroponik sejatinya penanaman dengan media seperti rockwool, cocopeat (serbuk sabut kelapa), hydroton (lempung), sekam bakar (sering dicampur cocopeat), pasir, kerikil, dan serbuk kayu.
“Hidroponik ini dapat ditumbuhkan di tempat minim tanah dan dapat mengurangi penyakit. Penyakit ini bisa disebabkan ketika hujan, air yang turun ke tanah, pasti terpercik ke daun dan akan membawa bakteri yang sering kita lihat bintik-bintik berwarna putih,” jelasnya.
Karena itu, lanjutnya, hasil panen tanaman hidroponik lebih baik daripada di tanah. “Yang dibutuhkan untuk penanaman hidroponik adalah cahaya matahari, air, nutrisi, dan udara,” imbuhnya.
Dari sisi ketahanan pangan, Kaprodi Agroteknologi Dr Sutarman menjelaskan, selain kaya serat, zat gizi (vitamin dan mineral), hidroponik juga bersih, jadi relatif bebas dari patogen yang biasa mengganggu manusia.
“Kalau ditanam di tanah biasanya mengandung Salmonelasis, telur cacing parasit, yang bisa menimbulkan penyakit pada manusia,” paparnya.
Ia menambahkan, hidroponik bisa diusahakan secara masif oleh tiap-tiap rumah tangga sehingga dapat menjamin ketersediaan sayur atau zat gizi.
“Anggaran rumah tangga juga bisa lebih efisien dan dapat meningkatkan ketahanan pangan, minimal skala komunitas dan regional,” harapnya.
Kepada PWMU.CO, Laboran Agroteknologi M Koko Ardyansyah mengatakan acara ini berlangsung meriah karena dihadiri berbagai lini masyarakat dari Kabupaten Sidoarjo, Mojokerto, dan Pasuruan. “Tidak hanya siswa SMP dan SMK yang mengikuti pelatihan ini, guru pembimbing pun turut menjadi peserta,” ujarnya.
Pria yang akrab disapa Koko tersebut juga mengaku senang karena semua peserta antusias dan berharap acara seperti ini dapat terus berlanjut.
“Faperta Umsida juga membuka lebar pintu mereka jika ada pihak luar yang ingin bekerja sama untuk mengadakan pelatihan hidroponik bersama mereka,” ungkapnya memberikan penawaran.
Koko melanjutkan, bagi masyarakat yang berminat bisa mendatangi gedung Fakultas Pertanian Kampus 2 atau Facebook Fakultas Pertanian.
“Untuk biaya dari pihak luar sendiri tidak ada alias gratis ya, hanya saja kami meminta untuk disediakan tempat serta LCD proyektor. Untuk bibitnya, kami yang menyediakan,” pungkasnya.
Eat well, live well. (Dian/AK)