PWMU.CO – “Walaa taftinnaa ba’daha,” ujar Nur Asiyah membetulkan bacaan siswanya. Guru SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik ini sedang fokus menilai bacaan dan gerakan shalat Jenazah dalam Ujian Praktik Al Islam, Senin (12/3/18).
Dia mengungkapkan pemilihan shalat Jenazah sebagai salah satu materi Ujian Praktik adalah karena ibadah ini penting dikuasai siswa sebagai bekal mereka bersosialisasi dengan lingkungan.
“Diharapkan ketika mereka sudah hidup di masyarakat, mereka bisa menjadi teladan bagi masyarakat lainnya. Selain itu, mereka juga mengetahui kewajiban sesama muslim jika ada yang meninggal dunia, salah satunya shalat Jenazah,” pesan Asiyah, sapaannya.
Ditemui usai ujian, Ratu Sakinatul Aqila mengaku kesulitan menghafalkan bacaan shalat Jenazah.
“Mendadak blank ketika sudah di depan penguji. Susah ngafalinnya yang doa takbir ketiga. Di rumah sempat putus asa, diulang-ulang sembari menata buku, bahkan sebelum tidur masih sempat menghafalkan sampai ngantuk. Tapi alhamdulillah akhirnya lancar tadi saat praktik,” ungkapnya.
Ratu—panggilan akrabnya—bersyukur sudah belajar shalat Jenazah sejak SD.
“Ya senang. Misalnya saat mendadak ada yang meninggal, kita bisa ikut shalat Jenazah untuknya. Apalagi jika teman kita atau keluarga kita,” ucap Ratu.
Berbeda halnya dengan Naura Early Mumtaza yang sedang mempraktikkan tayamum.
“Haduh, salah terus tadi saat mengusap telapak tangan. Harusnya dimulai dengan punggung empat jari tangan. Eh saya malah mulai dari punggung ibu jari,” keluhnya.
Siswi yang biasa disapa Tasya ini sempat panik saat diminta mengulang praktik tayamumnya oleh Achmad Nazarudin, guru pengujinya.
“Bingung, takut nilai jelek. Padahal belajar di rumah tadi malam itu sudah betul, kok sekarang mendadak lupa semua,” jelasnya sembari menutup wajah.
Baginya, tayamum penting dikuasai karena dibutuhkan saat dalam perjalanan jauh yang tidak ada tempat berhenti, sementara sudah masuk waktu shalat. (Ria Eka Lestari)