PWMU.CO – Hal menarik ditemukan rombongan SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) saat berkunjung ke Sekolah Alam Insan Mulia (SAIM) Surabaya, Kamis (15/3/18).
Di pojok halaman depan sekolah, tampak sekumpulan siswa duduk melingkar, satu guru sebagai pendamping, dan satu bola terletak di tengah lingkaran.
Mereka siswa Kelas VI Cublak-cublak Suweng dan Muhammad Awan Lazuardi, guru kelasnya. Awan—sapaannya—melatihkan siswanya salah satu cara berbagi dan menerima, yakni melalui kegiatan mendengar.
Awan kemudian menjelaskan tema diskusi dan cara siswa berdiskusi. “Siswa yang ingin mengutarakan pendapatnya, silakan mengambil bola yang ada di tengah. Sementara itu, siswa yang lain harus mendengarkan. Setelah selesai, bola diletakkan kembali ke tengah lingkaran. Begitu seterusnya,” jelasnya.
Ketika diskusi dimulai, beberapa siswa bergantian mengambil bola dan mengutarakan pendapatnya. Teman yang lain tampak tenang mendengarkan pendapat temannya. Usai diskusi, Awan memimpin sesi refleksi atas proses diskusi yang baru saja mereka lakukan.
“Kami semua jadi bisa mendengarkan orang lain yang sedang berbicara,” ujar Hilyah Qirana Al Qomariyah, salah satu siswa.
Demikian juga dengan siswa lain, Muhammad Nur Az Zaky Mas. “Kami akhirnya bisa memberi kesempatan kepada teman lain untuk berbicara bergantian dan tidak bersahut-sahutan,” ungkapnya.
Hal senada diungkapkan siswa lain, Kamiliya Hana. “Di sini kami tidak bisa menyela saat orang lain berbicara, karena bolanya hanya satu,” ujarnya.
Ditemui PWMU.CO usai kegiatan Bola Kunci ini, Awan mengatakan, keterampilan mendengar dengan tulus ini penting untuk dilatihkan kepada siswa sejak dini. Menurutnya, mendengarkan orang lain dengan tulus mungkin merupakan layanan terbaik yang pernah dilakukan manusia manapun.
“Saya berharap anak-anak bisa berlatih untuk menghargai orang lain yang sedang berbicara dan berbagi kesempatan mengemukakan pendapatnya,” harap alumnus PGMI IAIN Sunan Ampel tersebut.
Let’s learn to listen and speak from the heart. (Vita)