PWMU.CO- Tim jurnalis SMA Muhammadiyah 2 Surabaya (Smamda) kembali mendapat kepercayaan mengikuti workshop jurnalistik yang diadakan oleh Suara Surabaya Muda (SSM), Sabtu (17/03/2018). Workshop ini merupakan kelanjutan dari workshop yang diadakan SSM pada Februari lalu.
Nafla Aqilla, Raihan Febrianto, Dynastiar Natadiva Muhammad, Dimas Noer Mahendra menjadi perwakilan tim Jurnalis Smamda dalam workshop yang digelar di Jalan Wonokitri tersebut.
Selain dari Smamda workshop ini juga diikuti beberapa sekolah menengah atas di Surabaya yaitu : SMAN 15 Surabaya, SMAN 2 Surabaya, SMA Khadijah Surabaya, dan SMAK St. Louis Surabaya.
Workshop kali ini materi yang diajarkan oleh tim SSM meliputi tata cara teknik pengambilan gambar, pembuatan naskah video berita, dan jurus aman bersosial media. Acara dibuka oleh pembawa acara dengan memekikkan yel-yel SSM “Berkarya tanpa batas”.
Sesi pertama workshop dibuka oleh Direktur Utama Suara Surabaya, Errol Jonathans dengan memberikan materi tentang jurnalistik umum. Errol Jonathans adalah salah satu wartawan senior yang sudah puluhan tahun malang melintang didunia kewartawanan terutama wartawan radio.
Menurut Errol salah satu faktor penting menjadi wartawan atau jurnalis adalah harus memiliki knowledge, skill, dan attitude. Attitude atau sikap merupakan faktor yang terpenting bagi seorang wartawan karena ada dalam diri manusia. “Pengetahuan, dan ketrampilan bisa kita pelajari tapi sikap tidak bisa dipelajari karena itu berasal dari dalam diri manusia,” terang Errol.
Selain itu, Errol menambahkan bahwa seorang wartawan harus siap sewaktu-waktu. “Saya bilang ke teman-teman Suara Surabaya bahwa mereka harus selalu mengaktifkan ponselnya setiap hari. Jika perlu 28 jam sehari. Hal ini karena sebuah kejadian terjadi setiap saat tanpa kita bisa prediksi.” Tambahnya.
Setelah sesi jurnalistik umum, workshop dilanjutkan dengan materi video news. Materi tersebut dipandu oleh Toto Sumarno dan kawan-kawan. Materi ini mengajarkan tentang teknik pengambilan gambar video berita.
“Ada tiga hal penting dalam pembuat video, yakni praproduksi, produksi, dan pascaproduksi.” jelas Toto. “Video berita yang bagus adalah video yang bisa bercerita.” Jelas Toto.
Setelah istirahat, workshop ini dilanjutkan dengan materi pembuatan naskah video berita dan jurus aman bersosial media.
“Materi workshop kali ini beda dengan workshop yang kemarin. Kita belajar bikin video news dan disuruh praktik langsung bikin video. Jadi gabungan dari tiga ekskul Smamda yaitu cinema, presenter, dan jurnalis. Sehingga kami bisa banyak mengambil manfaat dari workshop ini,” kata Nafla Aqilla, satu-satunya peserta perempuan dari tim jurnalis Smamda. (Hendy Bayu)