Launching Sanggar Baca Lesanpura, Sabtu (17/3/2018), berasa istimewa. Ini menyusul kehadiran Suryan Widati Muhadjir, istri Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy.
Suryan Widati Muhadjir diundang untuk membuka sanggar baca yang diprakarsai sepasang suami istri pegiat literasi, yaitu Diyah Ayuningtyas MPd dan Arif Irfan Fauzi, MPd. Sanggar Baca Lesanpura berlokasi di RT 6 RW 01 Desa Lesanpura, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang.
Dalam sambutannya, Widati sangat mengapresiasi usaha dari pasangan pegiat literasi tersebut. “Di Malang saya baru pertama ini menemukan kegiatan literasi ya di tempat Bu Diyah ini. Jadi saya berharap kegiatan seperti ini bisa menjadi tempat anak-anak berkumpul untuk kegiatan yang positif,” ujar dia.
Dia mengaku prihatin dengan banyaknya anak-anak sekarang ketergantungan ke gawai atau gadget. “Kegiatan literasi seperti ini sangat diperlukan untuk mengurangi ketergantungan itu,” ucap Widati.
Widati mengaku dirinya merasa terpanggil dengan kegiatan komunitas literasi. Kata dia, pegiat-pegiat literasi itu lepas bukan dari pemerintah. Tapi mereka adalah orang pendidikan yang sangat peduli terhadap masa depan generasi bangsa.
“Saya sendiri di rumah ada kegiatan literasi bersama komunitas literasi untuk anak-anak. Kebetulan di sebelah rumah saya ada masjid yang ada TPQ-nya dan mereka bisa datang ke rumah untuk membaca setelah kegiatan TPQ. Gerakan seperti ini harus dimasifkan,” ucap perempuan berkacamata itu.
Widati juga mengimbau masyarakat, khususnya ibu-ibu, untuk mendukung anak-anaknya mencintai buku. Menurut dia, kalau anak-anaknya sudah mulai menyukai buku, mau tidak mau seorang ibu juga harus suka membaca buku untuk anak-anaknya.
Kegiatan literasi ini, sebut dia, harus dimasifkan dan disebarluaskan. Jika kegiatan literasi itu masih sangat membutuhkan banyak buku. “Kita bisa menggunakan momen setiap tanggal 17 setiap bulannya kantor pos mengadakan kirim buku gratis,” imbuhnya.
Diyah Ayuningtyas yang sekaligus juga Ibu RT di RT 6 tersebut, mengatakan jika dia dan suaminya membangun sanggar baca karena prihatin dengan kegiatan anak-anak kecil sekarang.
“Saya melihat anak-anak kecil di sini mainannya tidak terarah. Setiap sore main gadget atau sekadar jalan-jalan tidak jelas, dan itu menyeret anak saya sendiri. Anak saya ikut pulang malem hanya karena ikut jalan-jalan yang tidak ada tujuannya,” katanya
Dari pengalaman itu, Diyah terdorong untuk membuat kegiatan positif. Kebetulan di depan rumah ada area cukup luas yang bisa dimanfaatkan. Setelah berdiskusi dengan suami dan beberapa komunitas literasi, salah satunya komunitas literasi Batu, ia pun bertekap mewujudkan impiannya membuat sanggar baca.
Sanggar Baca Lesanpura yang saat ini masih menggunakan ruang tamu dan teras rumah Diyah. Koleksi buku-buku tersebut nantinya akan terus ditambah dengan bekerja sama dengan beberapa donatur-donatur.
Menurut Diyah, nantinya kegiatan di sanggar tidak hanya sekadar baca. Tetapi juga ada menulis. Ia mengaku sudah menjajaki kerja sama dengan beberapa komunitas dan juga Nasyiatul Aisyiyah Kota Malang untuk pengadaan buku dan kegiatan-kegiatan menarik di sini.
“Agar gaungnya sanggar baca ini bisa meluas, di sini kan desa kecil ya, saya mengundang Ibu Menteri (Suryan Widati Muhadjir, red) untuk membukanya. Dan Alhamdulillah, sanggar ini juga mendapat bantuan dari beliau,” perempuan berusia 33 tahun tersebut.
Seusai membuka sanggar baca Suryan Widati Muhadjir membagikan bingkisan ke puluhan anak-anak RT 6 yang hadir pada acara tersebut. Dia juga sempat berinteraksi dengan anak-anak dan bercerita di hadapan anak-anak. (loresta nusantara)