PWMU.CO – ”Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada rupa kalian, juga tidak kepada harta kalian, akan tetapi Dia melihat kepada hati dan amal kalian.”
Hadist riwayat Muslim tersebut disampaikan Agus Romdhon MHI pada pengajian hilal, Ahad (18/3/2018) di halaman Panti Asuhan Tunanetra Terpadu Aisyiyah Ponorogo.
Agus, begitu biasa dipanggil adalah seorang difabel tunadaksa tangan yang saat ini tercatat sebagai dosen di IAIN Ponorogo. Agus bercerita bahwa cita-citanya saat masih kuliah adalah ingin menjadi hakim. Namun ditolak karena keterbatasan fisiknya.
Hal itu tak lantas mengecilkan semangatnya. Bahkan Agus mengambil hikmah dari penolakan itu. “Menjadi hakim hanya ada dua pilihan yaitu masuk neraka atau surga,” tutur Agus yang jari tangan kanannya hanya 3, sementara tangan kiri hanya sepanjang sikut tangan kanannya.
Menurut Agus, untuk menjadi hakim harus memenuhi 3 kriteria. “Salah satu kriterianya adalah tidak terdapat keterbatasan fisik,” jelasnya.
Dihadapan jamaah pengajian hilal Agus juga menuturkan pengalamannya melamar menjadi dosen. Dari 75 peserta, 25 peserta lolos mengikuti seleksi lanjutan, termasuk dirinya.
Pergilah Agus ke Jakarta untuk mengikuti seleksi lanjutan itu. Namun, pada periode ini dia ditolak dengan alasan keterbatasan fisik. Kembali ke Ponorogo dengan kecewa tentunya. Tiba-tiba ada panggilan tes ke Jakarta lagi. Hingga akhirnya diterima sebagai dosen di IAIN Sunan Ampel Ponorogo yang saat ini berganti menjadi IAIN Ponorogo.
Diakhir ceramahnya, Agus berpesan agar peserta meningkatkan ketaqwaan. Sebab, tambahnya, setidaknya ada 4 manfaat penting taqwa. “Taqwa sebagai furqan, yaitu kemampuan membedakan antara yang haq dan bathil.”
Kedua, dengan taqwa Allah akan menghapus segala kesalahannya. Ketiga, taqwa menjadi benteng bagi seseorang agar terhindar dari hal-hal buruk. “Taqwa adalah pilar kebenaran,” pungkas Agus tentang fungsi taqwa yang terakhir. (wiwik)