PWMU.CO – Tahun 2018 ini, tampaknya, menjadi tahun yang dinanti-nanti oleh Alfi Yusrotis. Berkat perjuangan yang tak kenal lelah, perempuan kelahiran Pamekasan, Madura, ini akhirnya resmi menyandang gelar doktor di usia yang masih cukup muda, 35 tahun!
Tepatnya pada 14 Maret 2018 lalu, perempuan kelahiran 13 September 1983 ini menjalani sidang promosi doktor. Wisudanya masih 6 April nanti.
Alfi Yusrotis merupakan salah seorang mantan ketua umum Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM). Semasa kuliah S-1 dulu, di Malang, tepatnya di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Alfi Yusrotis adalah ketua umum Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Komisariat Raushan Fikr, nama komisariat FKIP UMM. Dia menjabat sekitar periode 2004-2005.
Seperti kita ketahui, tidak banyak kaum muda yang utun menekuni karier di dunia akademik. Apalagi sampai ke jenjang doktoral, di usia muda pula.
Tapi, Alfi Yusrotis bisa. ”Alhamdulillah, meskipun agak lama, kendala selama ini relatif tidak ada. Untuk meraih kesuksesan, harus melakukan hal yang terbaik dalam setiap usaha dan bertawakal,” begitu kata Yus, sapaan akrabnya, kepada PWMU.CO kemarin (19/3) ketika ditanya tentang kunci kesuksesannya.
Lantas, apa judul disertasinya? Yus mengambil judul Karakterisasi Hipergraf Laplace Integral pada Beberapa Kelas Hipergraf Seragam. Penelitian jenjang doktoral atau disertasi memang menuntut adanya temuan semacam hasil penelitian atau teori baru. Dan, hipergraf laplace integral adalah temuan yang dimunculkan Yus.
”Penelitian ini saya lakukan untuk menambah khazanah kajian dalam bidang Teori Graf Aljabar. Saat ini saya sedang melakukan penelitian untuk aplikasi dari penelitian saya, hipergraf laplace integral, pada sistem jaringan,” jelas dosen Universitas Islam Madura (UIM) tersebut.
Alfi Yusrotis saat ini bekerja sebagai dosen UIM. Setelah lulus ini, dia akan kembali mengajar dan berusaha mengembangkan penelitian yang telah dilakukan.
Alfi Yusrotis memang sejak awal mengambil jurusan linear matematika. Diawali pada tahun 2002 ketika mengambil jurusan Pendidikan Matematika FKIP UMM.
Kemudian, tahun 2009 dia mengadu nasib di ibu kota provinsi, di Surabaya, untuk mengambil studi S-2, juga dengan jurusan Matematika. Dia memutuskan Institut Teknologi Sepuluh Nopember sebagai pelabuhan selanjutnya.
Tiga tahun berselang, tepatnya pada 2012, rezeki itu tiba. Yus diterima dalam Beasiswa Pendidikan Pascasarjana Dalam Negeri (BPPDN) dari Dikti. Akhirnya, dia meninggalkan Jawa Timur dengan segenap pengalamannya untuk ”boyongan” ke barat Pulau Jawa, di Bandung. Yus diterima di Institut Teknologi Bandung dengan jurusan yang sama pula, Matematika.
Ya, di usia yang masih cukup muda, Alfi Yusrotis sudah meraih prestasi yang cemerlang. Prestasi yang menjadi kebanggaan Muhammadiyah umumnya, dan IMM khususnya.
Bagi internal IMM Raushan Fikr, hal ini sungguh kebanggaan yang tiada tara. Sebab, sepengetahuan penulis, Alfi Yusrotis menjadi satu di antara dua alumni IMM Raushan Fikr yang sudah meraih gelar doktor. Sebelumnya ada Pak Rochsun.
Grup Fokal IMM Raushan Fikr pun ramai-ramai memberikan ucapan selamat dan sukacita. ”Selamat atas gelar doktornya, Mbak Yus. Mantap, luar biasa,” kata Syaiin Qodir, yang saat ini menjabat kepala Mumtas Arjosari Malang, di grup WhatsApp.
”Selamat Mbak Yus, semoga aku segera menyusul,” sahut Dian, alumni lainnya yang kini mengajar di Umsida.
Keinginan serupa juga meluncur dari Miftahussururi yang kini aktif di bidang kerja literasi binaan Kemendikbud. ”Selamat Mbak Yus. Semoga bisa menular spirit sekolahnya Mbak,” ujarnya.
Menurut beberapa kolega, senior, maupun juniornya yang karib dengannya, Alfi Yusrotis termasuk kader yang aktif. Baik soal akademik maupun nonakademik (organisasi). Mampu menyeimbangkan kuliah dan organisasi, yang bagi sebagian aktivis hal itu dianggap sukar. Oleh karena itu, Yus dianggap sebagai salah satu kader terbaik.
Namun, anggapan itu dia tolak dengan halus. ”Saya merasa kurang tepat jika dianggap kader terbaik,” katanya merendah.
Perempuan yang hobi membaca dan traveling itu lantas menyampaikan harapan kepada kader-kader IMM khususnya agar sukses meraih prestasi akademik. ”Bagi yang sedang kuliah, manfaatkan kesempatan belajar sebaik mungkin. Masa tidak akan berulang dan tidak semua orang mempunyai peluang untuk kuliah. Saat ini akses informasi untuk memperoleh beasiswa cukup mudah, manfaatkan sebaik mungkin. Kembangkan potensi sebagai wujud syukur kepada Tuhan,” tuturnya menutup perbincangan dengan PWMU.CO. (achmad san)
Discussion about this post