PWMU.CO-Tak hanya jadi wadah adu gagasan para ahli, tetapi juga menjadi ajang kompetisi bagi para pemakalah yang berpartisipasi pada Call for Paper. Itulah yang terlihat dalam Seminar Nasional Pendidikan yang diselenggarakan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Sabtu (17/3/2018).
Seminar bertemakan “Menjadi Guru Profesional Menuju Generasi Emas Indonesia Tahun 2045” di gedung FKIP Umsida ini memang dihadiri banyak pihak. Selain para guru Sekolah Luar Biasa (SLB) dan guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), sejumlah dosen muda juga para mahasiswa, baik program strata satu (S1), maupun S2 juga ikut hadir dan mengirimkan makalah untuk ikut kompetisi.
Mereka beradu konsep untuk menjadi yang terbaik dalam seminar tersebut. Satu per satu dari mereka melakukan presentasi terhadap makalah yang dikirim. Tak hanya para dosen, para guru dan mahasiswa pun tidak mau kalah. Mereka menyampaikan pikiran dan gagasannya sebagaimana yang sudah ditulis di artikel mereka. Praktis, suasana seminar pun berubah jadi ajang adu konsep menjadi yang terbaik.
Pada agenda penutupan, setelah sesi presentasi di Gedung FKIP Umsida, para peserta diminta berkumpul di Laboratorium PGSD untuk mendengar pengumuman beberapa kategori prestasi yang telah disiapkan panitia. Beberapa kategori tersebut dipilih sesuai bidang artikel yang dipresentasikan, di antaranya bidang pendidikan teknologi informasi, bidang pendidikan anak usia dini, dan pendidikan bahasa inggris.
Pemilihan artikel terbaik didasarkan pada konten full paper, cek plagiasi dan orisinalitas serta keterbaruan ide. Salah satu yang terpilih sebagai penulis artikel terbaik adalah Muhammad Zuhri Fakhruddin. Mahasiswa S1 Prodi Pendidikan Bahasa Inggris yang memberanikan diri menulis artikel penelitian berbahasa inggris ini tak menyangka akan terpilih sebagai salah satu penulis artikel terbaik untuk kategori pendidikan bahasa inggris.
“Alhamdulillah, saya tidak menyangka bisa terpilih menjadi salah satu penulis artikel terbaik, khususnya dalam bidang pengajaran bahasa inggris. Saya merasa masih harus banyak belajar karena ini pertama kalinya saya mengikuti Call for Paper di seminar,” ujarnya.
Dalam artikel penelitiannya, Zuhri mengelaborasi keselarasan perspektif antar stakeholder yang berpengaruh dalam pengajaran bahasa inggris di pesantren. Menurut dia, pesantren adalah satuan pendidikan yang unik karena memiliki setting pendidikan unik. Ia sendiri mengaku merupakan salah satu alumni pesantren, sehingga ia benar-benar mengetahui keunikan pengajaran bahasa inggris di lingkungan pesantren. (dian)