PWMU.CO – Corp Mubalighat Aisyiyah (CMA) memiliki peran dan fungsi istimewa dalam pembinaan keluarga dan masyarakat. Terutama dalam penguatan akidah Islamiyah, akhlakul karimah, dan ibadah muamalah.
Hal itu disampaikan oleh Hj Nurfadlilah pada Pertemuan Corp Mubalighat Aisyiyah Se-Kabupaten Gresik, di Gedung Dakwah Muhammadiyah Gresik, Ahad (25/3/18).
“Peran CMA sangat penting karena pencerahan yang dibutuhkan oleh obyek dakwah bersifat khusus yaitu tentang fiqih wanita. Karena jika yang menyampaikan bapak-bapak maka bahasan tidak bisa seluas-luasnya karena ada batas kesungkanan. Seperti pada zaman para shahabiyah, jika ada masalah yang berhubungan dengan wanita maka Rasulullah menyerahkan kepada Aisyah,” ungkap Wakil Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kabupaten Gresik itu.
Kegiatan yang diikuti oleh Ketua Majelis Tabligh dan Ketua CMA Pimpinan Cabang Aisyiyah sekabupaten Gresik ini adalah pertemuan CMA perdana, setelah diadakan pelatihan mubalighat beberapa waktu lalu. CMA yang sudah terbentuk harus mengadakan konsolidasi guna memanajemen mubalighat-mubalighat Aisyiyah di Gresik.
“Yang dimaksud memanajemen mubalighat adalah mendata mubalighat, baik mubalighat keagamaan maupun profesi sehingga ketika ada permintaan pada Aisyiyah untuk mengisi pengajian dan kegiatan keagamaan lain, kita sudah tidak kesulitan dalam menerjunkan mubalighat sesuai tema yang diinginkan oleh obyek dakwah,” jelas Nurfadlilah yang juga Ketua CMA Gresik itu.
Ketika ditanya apakah peran CMA Gresik sudah maksimal? Ibu dua anak dengan lima cucu ini mengatakan, peran mubalighat Aisyiyah Gresik perlu ditingkatkan.
“Masih diperlukan pertemuan-pertemuan dan pelatihan-pelatihan yang inten untuk pembekalan sehingga saat diterjunkan ke masyarakat dakwah, para mubalighat sudah memiliki bekal yang cukup,” terang dia.
Senada dengan itu, Ketua PDA Gresik Dra Uswatun Hasanah menjelaskan tantangan dakwah kini semakin bervariasi dan kompleks. “Dengan adanya CMA kita persiapkan diri kita (mubalighat Aisyiyah) agar menjadi mubalighat yang tangguh, berkepribadian, dan smart untuk melakukan amar makruf nahyi mungkar melalui medan dakwah,” tegas Uswah—panggilan akrabnya. (Agustine)