PWMU.CO – Peran orangtua dan guru sebagai sahabat anak sangat dibutuhkan dalam penanggulangan bahaya Narkoba bagi pelajar. Hal ini ditegaskan Kepala Seksi Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat Badan Narkotika Nasional (BNN) Gresik Nurhani dalam kunjungan SD Muhammadiyah Manyar, Gresik, Jumat (13/4/18).
“Jadi, sekolah dan rumah harus menjadi tim yang kompak untuk melindungi anak-anak dari bahaya narkoba. Buka diri kita agar anak-anak mau mencurahkan masalah mereka senyaman dengan teman dekatnya. Bukan malah curhat ke medsos,” tutur Hani, sapaannya.
Menurutnya, sekarang ini siswa hanya menganggap guru sebagai pengajar mata pelajaran di sekolah saja. Padahal guru adalah orangtua kedua setelah ayah ibu.
“Akibatnya, anak-anak jadi jauh dari orangtua dan guru. Tak heran, saat saya penyuluhan ke sekolah, banyak siswa yang mengaku lebih nyaman curhat di media sosial,” tegasnya.
Ditemui di kantornya, Hani menjelaskan media sosial (medsos) berbahaya bagi pelajar. Salah satu cara pengedar narkoba mencari pelanggannya adalah lewat medsos. “Status-status yang galau itu biasanya jadi sasaran empuk. Diberi pesan pribadi, diajak bertemu, dan ditawarkanlah itu jenis-jenis narkoba,” ujarnya.
Hani melanjutkan, peran seluruh warga sekolah baik guru maupun petugas kebersihan hingga sekuriti sangat dibutuhkan sebagai mitra BNN dalam pencegahan narkoba di kalangan pelajar.
“Saya menyoroti Bimbingan dan
Konseling. Guru BK biasanya hanya sibuk dengan siswa bermasalah saja. Padahal, upaya pencegahan itu juga tak kalah penting. Siswa yang sudah baik, juga perlu terus dibina agar tidak lalai menjaga dirinya sendiri,” jelas Hani.
Perempuan asal Banjarmasin ini berpesan penerapan pola hidup sehat dan tidak mudah percaya kepada orang lain hendaknya ditanamkan guru pada siswanya, utamanya jenjang Sekolah Dasar.
“Penanaman keyakinan bahwa narkoba itu buruk perlu dilakukan sejak dini. Bagaimana siswa merasa takut hanya dengan mendekati narkoba itulah PR kita semua, bukan hanya kami di BNN,” ungkapnya. (Ria Eka Lestari)