PWMU.CO-Tujuh kepala sekolah Muhammadiyah Tulungagung berkunjung ke SMA Muhammadiyah 1 Taman Sidoarjo yang populer disebut SMAM1TA, Rabu (18/4/2018) siang.
Rombongan dipimpin Kepala SMK Muhammadiyah 2 Tulungagung Lukman Sumbodro untuk melihat bangku, meja, kursi dari SMAM1TA diberikan kepada tujuh sekolah itu. ”Selain itu, kami belajar mengembangkan sekolah seperti yang dilakukan sekolah ini,” katanya.
Baca Juga: Dua Sekolah Melawat ke Dua Negara Kerja Sama Seni Budaya
Mereka ini kepala sekolah Muhammadiyah Tulungagung dari MIM Swaru Bandung, MIM Setyoko Besuki, SMP Muhammadiyah 1 Tulungagung, MTs Muhammadiyah 1 Bandung, SMK Muhammadiyah Kali Dawir, dan SMK Muhammadiyah 2 Tulungagung.
Lukman Sumbodro juga mengatakan, setelah melihat perkembangan bangunan, mereka berpikir dengan peningkatan kuantitas bangunan berpengaruh kepada peningkatan kualitas SDM. ”Sekolah kami di Tulungagung juga harus berkembang seperti ini,” ujar Lukman.
Rombongan ini sebelumnya menuju Kantor PWM Jawa Timur di Jl Kertomenanggal Surabaya untuk menemui Bambang Sukarsono, anggota Majelis Dikdasmen untuk konsultasi pengembangan pendidikan. Mereka kemudian diajak mendatangi SMAM1TA untuk studi banding.
Bambang Sukarsono berharap, sekolah Muhammadiyah di Tulungagung habis dari sini harus ada action. “Kalau tidak ada action, namanya percum tak bergun, alias percuma dan tak berguna,” kelakar Bambang kepada tujuh kepala sekolah.
Kedua, menurut Bambang, harus ada uswah atau teladan. ”Para kepala sekolah harus ada uswah, seperti di sini, SMA Muhammadiyah 1 Taman. Uswah itu perlu, tanpa itu, tidak ada apa-apanya. Mulai dari pucuk pimpinan, kepala sekolah, wakasek harus menjadi uswah. Uswah dalam segala hal, baru sekolah itu bisa maju,” jelas Bambang.
Kepala SMAM1TA Zainal Arif sebagai tuan rumah, berharap teman-teman dari Tulungagung ada inovasi dan inspirasi baru setelah berkunjung di sini. ”Syukur-syukur bisa melebihi dari SMAM1TA. Saya yakin, semua kepala sekolah di Tulungagung pasti bisa. Semoga suatu saat, kami yang akan silaturahmi ke Tulungagung,” tuturnya.
“Ada pelajaran yang harus diterapkan kepada bapak ibu guru di sekolah Muhammadiyah Tulungagung. Shalat tahajud harus dilakukan semua guru, kirimi ajakan shalat itu melalui pesan singkat atau melalui media sosial. Jika tidak ada balasan, segera telepon satu persatu. Kepala sekolah harus tetap sabar, dan lakukan terus-menerus,” terang Zainal Arif.
Para kepala sekolah ini kemudian naik ke gedung baru SMAM1TA hingga ke puncak di lantai 9. Sekolah yang berdiri di Jl. Raya Ketegan ini sedang menyelesaikan pembangunan gedung baru sembilan lantai. Gedung baru ini menjadi gedung pencakar langit kedua di Sepanjang setelah RS Siti Khodijah. (Emil Mukhtar)
Discussion about this post