PWMU.CO-Barisan kebaya dan pakaian adat Betawi tampak berjajar rapi memenuhi halaman madrasah. Sebanyak 250 murid dan 18 guru-karyawan membaur dalam upacara mengikuti komando pemimpin apel. Itulah suasana apel pagi memperingati Hari Kartini yang digelar oleh MI Muhammadiyah 2 Badas Kediri , Sabtu (21/4/2018).
Upacara berlangsung pukul 07.00 hingga 07.30. Pagi tadi setiap siswa dan guru perempuan diwajibkan mengenakan kebaya tradisional. Siswa laki-laki memakai pakaian adat Betawi sedangkan guru pria berbalut surjan Jawa.
Baca Juga: Lomba Perpustakaan Kelas di Hari Kartini, Meneruskan Semangat Habis Gelap Terbitlah Terang
Keunikan lain dalam pagi ini, seluruh petugas upacara dipegang oleh ibu guru. Setiap guru mendapat tugas sesuai kemampuannya. Pembina apel dijabat Muflihatin. Sosok guru perempuan paling senior. Dalam sambutannya, dia menyampaikan, telah mengajar di madrasah ini sejak tahun 1963.
”Saat itu kondisi serba apa adanya. Saya merasakan betul perjuangannya. Madrasah belum memiliki ruang kelas sehingga pembelajaran dilakukan di serambi masjid dan rumah penduduk sekitar,” tutur Muflihatin.
Dengan kondisi apa adanya saat itu, cerita dia, motivasi guru tetap besar mengajar muridnya. Ditemani beberapa orang guru yang luar biasa menjadikannya bertahan untuk mengajar di madrasah ini hingga tahun 2010.
”Guru dan siswa MIM Badas agar senantiasa istiqomah mengemban amanah pendidikan, perkembangan madrasah yang luar biasa saat ini setidaknya mampu menjadikan motivasi dalam mengajar,” katanya. ”Para siswa agar selalu patuh dan hormat kepada bapak dan ibu guru serta kedua orangtua di rumah. Karena mereka juga berjasa bagi kita seperti sosok Ibu RA Kartini,” katanya.
Di akhir apel Kepala MIM Badas Luky Fajarianto memberikan cinderamata kepada Muflihatin sebagai kenang-kenangan sekalius apresiasi dari madrasah. “Terima kasih kepada Ibu Muflihatin atas perjuangan dan pengabdiannya di madrasah ini. Beliau adalah sosok Kartini MIM 2 Badas,” kata Luky penuh haru saat menyerahkan cinderamata.
Usai upacara, dengan tetap berpakaian kebaya dan adat Betawi seluruh siswa berbaris antre untuk foto. Foto dilaksanakan tiap kelas dimulai dari kelas bawah. Dengan berjajar rapi dan tampak anggun, mereka foto bersama walikelasnya. (Elfa)
Discussion about this post